Jumat 04 Sep 2015 11:25 WIB

Bahaya, Diet Sehat Bisa Berubah Jadi Obsesi yang Merugikan

Rep: MGROL 47/ Red: Indira Rezkisari
Diet sehat bisa berubah jadi obsesi yang akhirnya merugikan, bahkan justru merusak kesehatan.
Foto: pixabay
Diet sehat bisa berubah jadi obsesi yang akhirnya merugikan, bahkan justru merusak kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Anda suka menerapkan pola makan sehat? Kebiasaan ini memang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tapi pernahkah berpikir, apakah pola hidup sehat dengan konsumsi makanan yang sehat itu masih dalam taraf normal atau justru merugikan tubuh?

Dikutip dari Independent, Jumat (4/9), Orthorexia nervosa, istilah yang diciptakan pada tahun 1997 oleh Dr Steven Bratman, adalah fiksasi dengan makan sehat, yang artinya terobsesi dengan makan makanan sehat.

Ini berbeda dari gangguan seperti anoreksia dan bulimia, penderita Orthorexia awalnya termotivasi oleh keinginan untuk menjadi baik dan mengkonsumsi makanan alami. Mereka melakukan ini untuk "membersihkan" diri lewat makanan, demi pulih dari penyakit.

Kisah Orthorexia bisa terjadi pada siapa saja. Seperti Jordan Younger, seorang model yang banyak berkutat dengan urusan makan sehat. Pada akhirnya ia dituntut untuk menjaga kesehatan dengan memakan makanan sehat.

Meski ia kelihatan lebih sehat, namun Jordan sesungguhnya mengalami keletihan. Bahkan, periode datang bulangnya terhenti. Dia juga cemas ketika berhadapan dengan makanan yang dia tidak rencanakan untuk disantap. Atau bertemu sesuatu yang tidak cocok dengan aturannya. 

Lalu ada Carrie Armstrong, presenter TV dari Newcastle, menjadi orthorexic setelah serangan penyakit yang membuatnya tidak bisa berjalan. Itu semua dikarenakan karena ia beralih ke diet makanan mentah, kemudian hanya buah, sampai pada akhirnya Amstrong berakhir dengan enam gigi patah dan rambut rontok.

Diet yang difokuskan pada makanan alami sebenarnya jauh dari hal buruk, tapi pola makan ini bisa berubah menjadi obsesi yang akhirnya merusak kesehatan.

Beberapa penderita mulai  memotong kelompok makanan, seperti biji-bijian atau produk hewan. Mereka pun melakukan diet ketat sehingga, yang mereka anggap sebagai 'makanan aman', malah menjadikan mereka kekurangan gizi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement