Selasa 04 Aug 2015 09:15 WIB

Wadah Plastik Makanan Picu Risiko Hipertensi dan Diabetes

Rep: MGROL 41/ Red: Indira Rezkisari
Wadah makan plastik memang praktis, tapi perhatikan keamanannya karena studi menyebut wadah plastik yang tidak aman bisa memicu risiko sejumlah penyakit.
Foto: ist
Wadah makan plastik memang praktis, tapi perhatikan keamanannya karena studi menyebut wadah plastik yang tidak aman bisa memicu risiko sejumlah penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID,Menurut sebuah penelitian baru, terdapat dua bahan kimia yang biasa digunakan dalam produk seperti bungkus plastik yang terkait dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan lainnya pada anak-anak dan remaja. Kedua bahan kimia - phthalate diisononyl ( DINP ) dan phthalate Diisodecyl ( DIDP ) - diperkenalkan ke produk konsumen sebagai pengganti bahan kimia lain sejenis yang telah terbukti memiliki efek merugikan pada kesehatan masyarakat. Semua bahan kimia ini termasuk dalam sebuah kelompok yang disebut phthalates, yang biasanya digunakan sebagai plasticizer.

Dua bahan kimia “aman” saat ini telah digunakan dalam pembuatan plastik, sabun, kosmetik dan wadah makanan. "Penelitian kami menambah kekhawatiran yang berkembang bahwa bahan kimia lingkungan mungkin menjadi kontributor independen untuk resistensi insulin, tekanan darah tinggi dan gangguan metabolisme lainnya," kata penulis studi Dr Leonardo Trasande, seorang profesor di NYU Langone Medical Center, mengatakan dalam sebuah pernyataannya.

Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana sel-sel tubuh manusia berhenti merespons hormon insulin, yang mengarah ke tingkat kenaikan kadar gula darah. Dalam studi baru yang diterbitkan pada 8 Juli 2015 dalam jurnal Hypertension, peneliti melihat tekanan darah dan kadar DINP dan DIDP dalam urin 1.329 anak-anak dan remaja usia 8 sampai 19 tahun. Mereka menemukan bahwa dengan setiap kenaikan 10 kali lipat dalam tingkat dua bahan kimia, tekanan darah pada anak-anak akan satu poin lebih tinggi dari rata-rata. Para peneliti mengatakan dalam studi mereka, meskipun jumlah peningkatan ini kecil, akan tetapi cukup signifikan pada tingkat populasi.  

Seperti yang dilansir dalam situs Live Science, dalam studi terbaru yang dipublikasikan pada bulan Mei lalu di Journal of Endocrinology and Metabolism Clinical, para peneliti memperhatikan 356 remaja di usia 12 sampai 19 tahun dan mencoba melihat hubungan keterkaitan antara dua bahan kimia tersebut dan risiko resistensi insulin, yang dapat menjadi pelopor untuk diabetes tipe 2.

Mereka menemukan bahwa peningkatan konsentrasi dari kedua bahan kimia tersebut dalam urin dikaitkan dengan peningkatan risiko resistensi insulin.

Trasande mengatakan, dua bahan kimia mungkin terkait dengan masalah kesehatan. Oenelitian sebelumnya pada phthalates lainnya telah menunjukkan bahwa bahan kimia ini dapat mengubah ekspresi gen yang penting untuk lipid dan metabolisme karbohidrat, yang mungkin memainkan peran dalam regulasi tekanan darah dan resistensi insulin.

Selain itu, penelitian sebelumnya juga telah dikaitkan dengan bahan kimia ini menyebabkan peningkatan peradangan, yang juga dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan resistensi insulin, katanya. Zat kimia asli yang digunakan sebelum dua zat baru kimia ini diperkenalkan, yang disebut DEHP juga dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi. 

DEHP dilarang di Eropa pada tahun 2004, tapi masih diperbolehkan di Amerika Serikat. Hal ini berlaku selama dekade terakhir. Namun, produsen secara sukarela mulai menggantikan DEHP dengan DINP dan DIDP. Di AS, bahan kimia yang digunakan dalam produk konsumen tidak perlu diuji untuk efek kesehatan sebelum produk ini memasuki pasar, kata Trasande. 

Untuk membatasi dampak kesehatan dari pemakaian plastik, Trasande menyarankan menghindari memanaskan makanan dalam wadah plastik di microwave. Dia juga menyarankan agar orang mencuci wadah makanan plastik dengan tangan daripada menggunakan mesin cuci piring. 

Orang juga dapat membatasi paparan mereka terhadap bahan kimia dengan menghindari penggunaan wadah plastik berlabel dengan nomor 3, 6 atau 7.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement