Rabu 03 Jun 2015 20:00 WIB

BPOM Imbau Pembelian Obat Online

Obat palsu/ilustrasi
Foto: flickr
Obat palsu/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengimbau agar masyarakat mewaspadai pembelian obat dari media dalam jaringan (online) karena adanya kemungkinan obat palsu atau ilegal.

"Menurut organisasi dunia WHO, 50 persen obat palsu atau ilegal diedarkan melalui 'online'. Masyarakat perlu mewaspadai karena obat tersebut berasal dari sumber yang tidak jelas sehingga keamanannya tidak diketahui pasti," kata Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT BPOM Arustiyono dalam diskusi "Anti Counterfeit Day 2015" di Jakarta, Rabu (3/6).

Obat palsu atau ilegal adalah obat yang ditemui di pasaran, namun tidak memiliki izin edar. Arus menjelaskan obat palsu menyerupai obat asli dari segi bentuk dan kemasan, namun tidak mengandung bahan berkhasiat atau kadarnya tidak sesuai, bahkan di bawah standar.

Jika kebetulan obat yang dibeli adalah obat palsu, penyakit pasien akan bertambah parah karena obat tidak mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. Obat antibiotik palsu yang kadarnya dikurangi bisa membuat penyakit menjadi lebih kebal, sementara itu pada obat diabetes yang tidak mengandung zat berkhasiat, obat tersebut tidak mampu menurunkan kadar gula.

"Saya mencontohkan kalau obat asli dosisnya 500 mg, namun kalau obat palsu dosisnya hanya 150 mg. Ini bahaya. Pasien bisa meninggal dunia jika mereka tidak mengetahui obat yang dikonsumsi adalah palsu," kata Arus. Ia menjelaskan masyarakat harus lebih curiga terhadap iklan obat yang menawarkan obat keras tanpa resep dokter.

Obat keras dengan label merah dengan huruf "K" di dalamnya hanya dapat diperoleh atas resep dokter dan dijual di Apotek, Puskesmas atau Rumah Sakit.

Berikut ini adalah ciri-ciri iklan obat palsu yang perlu diwaspadai menurut Badan POM RI. Iklan dengan informasi yang berlebihan dan menyesatkan, menawarkan obat dengan harga yang jauh lebih murah, menjanjikan pemberian hadiah, iklan hanya mencantumkan nomor telepon tanpa nama dan alamat sarana penjual, menampilkan testimoni pasien yang berlebihan dalam menggunakan obat, dan menjanjikan sembuh secara instan serta menawarkan banyak garansi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement