Ahad 10 May 2015 16:41 WIB

Ini Dia Gejala Kanker Ovarium

Rep: MGROL 41/ Red: Indira Rezkisari
Pita hijau, perlambang kanker ovarium.
Foto: supportstore
Pita hijau, perlambang kanker ovarium.

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi sebagian wanita Indonesia mungkin ancaman kanker ovarium tidak membuat mereka takut. Minimnya sosialisasi terhadap ganasnya kanker ovarium, membuat penyakit ini belum terlalu dipandang.

Berdasarkan data dari International Union Against Cancer (UICC) pada tahun 2008 tercatat 7,6 juta angka kematian akibat kanker. Sementara diprediksi pada tahun 2030 diperkirakan terdapat 13,1 juta angka kematian di dunia akibat kanker.

Mulai dari sekarang yuk kenali gejala-gejala kanker ovarium. Berikut gejala-gejalanya seperti dipaparkan dari Prof Andrijono SpOG (K), dokter sub-spesialis Obstetri dan Ginekologi Onkologi Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Abdomen (perut) membesar

Apabila perut Anda terlihat membesar, jangan anggap itu hanya buncit biasa. Periksalah segera ke dokter untuk memastikan apakah Anda terkena kanker ovarium atau tidak.

Perut kembung

Apabila perut sering merasa begah padahal tidak sedang kekenyangan, Anda harus waspada. Karena salah satu tanda mengidap kanker ovarium adalah perut sering kembung.

Mengeluarkan urine di luar kendali

Apabila Anda termasuk orang yang sering "beser" jangan anggap itu wajar-wajar saja. Segeralah lakukan pemeriksaan medis untuk memastikan apa yang terjadi di tubuh.

Penurunan berat badan

Anda merasa timbangan berat badan berkurang padahal sedang tidak dalam program diet? Sebaiknya hati-hati. Itu bisa saja salah satu gejala kanker ovarium.

Pendarahan

Jika Anda mengalami pendarahan saat berhubungan intim atau masa haid Anda melebihi batas normal periode menstruasi. Maka, segeralah periksa ke dokter.

Untuk mengobati kanker ovarium, ada tiga cara yang bisa dilakukan. Mulai dari pembedahan, kemoterapi, hingga targeted therapy.

Menurut Prof Andrijono untuk pengidap kanker stadium 1 dan 2 aspek fertilitas dapat dipertahankan. Caranya dengan melakukan operasi. Namun, untuk pengidap stadium 3 dan 4 harus diberi tambahan kemoterapi. Biasanya sebanyak tiga seri, setelah itu baru dapat dioperasi. Apabila setelah kemoterapi 3 seri belum berhasil juga maka akan diperpanjang masa kemoterapinya menjadi 3 seri lagi dan seterusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement