Ahad 28 Dec 2014 16:19 WIB

Program Bayi Tabung Lebih Mudah Berhasil Pada Pasangan Muda

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
bayi tabung (illustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
bayi tabung (illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap wanita yang lahir ke dunia membawa 700 ribu sel telur. Saat pubertas, sel telur berkurang menjadi 400 ribu. Jumlah tersebut akan terus berkurang seiring dengan bertambahnya usia wanita.

Keberhasilan program bayi tabung pun dipengaruhi usia. Pasien di atas 37 tahun memiliki 90 persen embrio tidak normal. Alhasil, kesuburan menurun drastis ketika melewati usia itu.

Mereka yang mengalami gangguan kesuburan dan ingin mempunyai anak, sebaiknya cepat mengunjungi klinik bayi tabung. Konon, pasien di bawah 35 tahun memiliki tingkat keberhasilan program bayi tabung hingga 50 persen.

Pasangan usia subur mempunyai kesempatan besar memperoleh kehamilan pada dua bulan pertama sejak berhubungan seksual. Ketika usia pernikahan terlewati setahun, peluang hamil menurun hingga tiga persen. Sebelum menangani program bayi tabung, dokter harus terlebih dahulu mengetahui penyebabnya. Ada lima penyebab gangguan kesuburan, yakni gangguan sperma, kematangan sel telur, kista cokelat, sumbatan sel telur, atau semua normal, tapi tak kunjung hamil.

Seandainya penyebabnya kematangan sel telur, pasien akan diberi obat untuk mematangkannya. Jika tidak kunjung matang, dokter akan melakukan inseminasi buatan, yakni mendekatkan sperma pada sel telur hingga maksimal empat kali. Kalau tidak bisa juga, baru dilakukan teknologi bayi tabung.

“Sepintas bayi tabung dianggap sebagai upaya terakhir, tetapi bisa menjadi upaya pertama pada kasus sperma bermasalah,” ujar Dr dr Budi Wiweko SpOG (K), konsultan fertilitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo.

Sperma dikatakan bermasalah apabila produksinya tidak normal, yakni di bawah lima juta per cc dari jumlah normal 15 juta per cc. Gangguan sperma bisa terjadi akibat gaya hidup kurang baik, salah satunya merokok. Merokok dapat merusak sperma apalagi sel telur. Seandainya jumlah sperma si perokok cukup bagus, kondisinya tetap buruk.

Sering mandi sauna juga dapat merusak sperma. Untuk menjaga kesuburannya, Budi mengimbau lelaki tidak meletakkan ponsel di dalam celana dan laptop di atas paha. Pasalnya gelombang elektromagnetik yang ada di kedua gadget tersebut mampu merusak materi genetik sperma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement