Selasa 16 Sep 2014 09:15 WIB

Pemahaman Salah Tentang Berhenti Merokok (1)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Kebiasaan merokok mencetus munculnya penyakit demensia saat usia bertambah tua.
Foto: Prayogi/Republika
Kebiasaan merokok mencetus munculnya penyakit demensia saat usia bertambah tua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak mitos atau pemahaman yang salah dari kegiatan berhenti merokok. Misalnya, menggunakan rokok eletrik, terapi nikotin pengganti, atau mengonsumsi obat tertentu.

Supaya tidak salah kaprah, ini dia 10 pemahaman umum yang salah tentang berhenti merokok dan apa fakta yang sesungguhnya. Seperti dikutip dari the National Health Service, Selasa (16/9).

1. Usaha untuk berhenti merokok tidak akan berhasil

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa terapi penggantian nikotin dan resep tablet berupa champix dan zyban bisa berjalan efektif jika didukung beberapa hal. Pertama, Anda harus menetapkan target maksimal kapan akan berhenti merokok. Kedua, susun berbagai rencana yang bisa membuat Anda berhenti merokok. Ketiga, dapatkan dukungan dari dokter atau penasihat.

2. Terapi nikotin menyebabkan kanker

Faktanya, nikotin tidak menyebabkan kanker. Justru bahan kimia beracun dalam rokok lainnya yang merusak kesehatan Anda, seperti tar dan karbon monoksida. Terapi nikotin dilakukan dengan cara menempatkan nikotin ke dalam tubuh Anda tanpa racun berbahaya.

3. Menggunakan produk pengganti rokok lebih dari satu jenis itu berbahaya

Faktanya, bahkan dengan menggunakan lebih dari satu produk pengganti rokok pada satu waktu bisa meningkatkan peluang Anda sukses berhenti mengisapnya. Strategi yang cukup populer dilakukan adalah dengan menggunakan patch nikotin untuk mengurangi rasa lapar sehari-hari ditambah dengan nasal spray, permen karet, permen pelega tenggorokan, atau semprotan mulut. Semuanya efektif mengatasi keinginan mengidam Anda terhadap rokok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement