Rabu 27 Aug 2014 09:06 WIB

Ada Lho, Hubungan 'Bullying' dan Obesitas pada Anak

Bullying (ilustrasi)
Foto: www.chicago-bureau.org
Bullying (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Apa hubungan antara obesitas dan bullying. Nah, peneliti Belanda punya jawabannya.

Dari riset yang dilakukan Pauline Jansen dan rekan-rekannya di Erasmus University Rotterdam terungkap anak laki-laki dengan obesitas cenderung mengganggu anak lainnya ketimbang diganggu. Sikap ini telah ada bahkah sebelum yang bersangkutan menginjakkan kaki di sekolah.

Sebelumnya, peneliti lain telah meriset hubungan antara bullying dan berat badan. Namun, fokus mereka tidak hanya anak-anak tetapi juga remaja. Untuk riset terbaru, peneliti fokus pada anak-anak berusia 6 tahun.

"Saya sangat terkejut betapa mudanya anak-anak ini," komentar Rachel Annuziato, asisten profesor psikologi klinis, Fordham University di New York City, seperti dilansir Healthday.com, Kamis (27/8). Rachel mengungkap pemahaman tentang bullying selama ini lebih kepada perkembangan kognitif. Namun, riset ini menunjukan lain. Ini tentu mengkhawatirkan.

"Anak-anak mungkin berpikir ini merupakan cara menyesuaikan diri, ucap dia.

Koneksi serupa juga terungkap pakar kesehatan masyarakat di Universitas Texas, Susan Tortolero. Menurutnya, koneksi ini bisa dicegah dengan displin, pemahaman diri, dan pengambilan keputusan. "Bisa jadi masalah ekonomi menjadi faktor. Mereka menjadi agresor karena ditindas, dan mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasinya," ungkap dia.

Keduanya kemudian merujuk pada satu kesimpulan, kelebihan berat badan berdampak pada kesulitan menjaga emosi. Ini yang selanjutnya menyebabkan masalah sosial di antara anak-anak, "Penting bagi para orang tua membangun harga diri anak-anaknya. Bekali mereka keterampilan mengatasi masalah di sekolah dengan kegiatan atau hobi," kata dia.

Dalam studi baru, lebih dari 1.300 anak-anak Belanda dan guru-guru ikut dalam survei guna memetakan bentuk bullying. Selanjutnya, pemetaan itu dihubungkan dengan anak-anak dengan kategori berat badan berbeda. Selain berat badan, diperhitungkan pula, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan ibu, serta apakah yang bersangkutan memiliki saudara kandung atau tidak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement