Rabu 30 Jul 2014 17:00 WIB

Waspadai Gangguan Kesehatan Usai Lebaran

Rep: Bowo S Pribadi/ Red: Maman Sudiaman
Opor ayam (ilustrasi)
Foto: recipesmaster.com
Opor ayam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -— Hati- hati dengan kesehatan pascalebaran. Jamaknya makanan bersantan dan pedas yang dihidangkan saat Lebaran rentan memicu gangguan kesehatan.

 

Salah satu gangguan kesehatan yang kerap terjadi di tengah- tengah masyarakat adalah gangguan pada  pencernaan. “Ini disebabkan oleh pola makan yang tak terkontrol saat Lebaran,” ungkap kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, drg Gunadi, Rabu (30/7).

 

Saat Lebaran, jelasnya, umumnya masyarakat kurang bisa mengontrol dalam menyantap makanan. Seperti mengonsumsi makanan berlebihan. Sehingga rentan menyebabkan munculnya gangguan kesehatan. Tak jarang, makanan yang dikonsumsi secara berlebihan ini juga mengandung zat-zat tertentu yang memicu gangguan penyakit.

 

“Seperti makanan bersantan, makanan pedas hingga berbagai jenis makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi,” jelasnya.

 

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Ngakan Putu menambahkan gangguan kesehatan lain seperti ginjal, darah tinggi serta diabetes mellitus juga gampang dialami pascalebaran ini. 

 

Jenis- jenis makanan seperti opor, sambal goreng, emping, kacang mete serta makanan berlemak lainnya rentan mempengaruhi metabolisme tubuh. Mengkonsumsi makanan berlemak berlebihan akan memicu meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Sehingga dapat memicu munculnya gangguan kesehatan. Akhirnya muncul gangguan seperti hipertensi. “Bagi penderita rentan, ini juga dapat memicu serangan jantung maupun stroke,” tambahnya.

 

Makan makanan berlebihan seperti makanan mengandung santan juga rawan sakit diare. Bahkan lebih berbahaya lagi jika memakan makanan yang banyak mengandung kadar gula seperti es sirup atau roti. Tentunya akan dapat mengganggu fungsi ginjal hingga memunculkan diabetes militus. Lebih parah lagi jika kondisinya kelelahan setelah mudik.

 

Sebab kelelahan dapat memicu penyakit karena daya tahan tubuh berkurang. “Kalau daya tahan tubuh lemah, rentan memicu gangguan kesehatan,” tegas Ngakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement