Kamis 31 Jul 2014 16:31 WIB

Ebola di Asia? Ini Jawaban dari Peneliti Depkes RI

Virus Ebola
Foto: abc news
Virus Ebola

REPUBLIKA.CO.ID,

Ebola di Asia? Ini Kata Pejabat Depkes RI

JAKARTA -- Ebola virus disease (EVD) dikenal sebagai penyakit dengan angka kematian sampai 90 %. Penyakit yang kini jadi perhatian dunia memang ditemui di Afrika, pertama kali dilaporkan pada tahin 1976 di dua tempat berbeda, yaitu Nzara, Sudan, dan di Yambuku, Democratic Republic of Congo.

Yambuku terletak dekat dengan Sungai Ebola, dan karena itulah penyakit yang kini juga menghebohkan Eropa itu dinamai penyakit Ebola. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama, kini wabah ebola hari-hari ini jadi perhatian dunia kesehatan. Pasalnya, pertama; jumlah kasus lebih dari 1200 orang, dan kematian lebih dari 650 orang. Kedua, cukup banyak petugas kesehatan tertular Ebola dan meninggal dunia, termasuk seorang dokter tokoh penanggulangan Ebola yang terkenal di dunia. Ketiga, dikawatirkannya penyebaran Ebola keluar Afrika, khususnya dengan luasnya transportasi udara. Negara Eropa dan Amerika mulai menunjukkan kekawatiran terhadap hal ini.

Belakangan beredar, katanya, berita bahwa Ebola juga ditemui di Benua Asia. Bagaimana sebenarnya kebenaran berita ini ? Jawabannya menurut Tjandra Yoga? Kepada ROL, Kamis (31/7)  dia mengatakan, bisa ya dan bisa tidak.

Pertama, memang Genus Ebola virus memang terdiri dari 5 spesies, yaitu :

1. Bundibugyo ebolavirus (BDBV)

2. Zaire ebolavirus (EBOV)

3. Reston ebolavirus (RESTV)

4. Sudan ebolavirus (SUDV)

5. Taï Forest ebolavirus (TAFV).

BDBV, EBOV, dan SUDV adalah jenis spesies Ebola yang menyebabkan wabah Ebola di Afrika, yang menimbulkan wabah pada manusia dan angka kematian yang tinggi.

Ke dua, Sementara itu, jenis spesies RESTV memang ditemukan di Philippines dan People’s Republic of China. Jenis spesies ebola ini memang mungkin saja menginfeksi manusia tapi -sejauh ini- tidak menimbulkan kesakitan dan kematian. Memang RESTV pernah menimbulkan wabah ebola pada jenis monyet macaque monkeys (Macaca fascicularis) di Filipina pada tahun 1980an dan 1990an. Juga sejak 2008, virus RESTV ditemukan pada wabah ebola di babi. Sejauh ini baru dua negara Asia yang melaporkan Ebola jenis RESTV ini, dan -sekali lagi- sampai saat ini tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia.

Data di kedua negara itu menunjukkan bahwa para pekerja yang berhubungan langsung dengan monyet dan babi yang terinfeksi RESTV ternyata dapat juga kemasukan virus ebola RESTV di tubuhnya, hanya mereka praktis tanpa gejala, sehat-sehat saja. Tentu untuk ini masih diperlukan data penelitian lebih lanjut tentang hal ini, khususnya pada yang daya tahannya rendah, gangguan imunologis, anak-anak, wanita hamil dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement