Selasa 20 May 2014 22:16 WIB

UNICEF: Angka Kematian Bayi Masih Tinggi

Bayi
Foto: Antara
Bayi

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK --  Hampir tiga juta anak meninggal sebelum mereka berusia satu bulan. Angka ini bisa ditekan apabila ibu dan anak menjalani perawatan berkualitas saat proses kelahiran.

Badan PBB yang menangani masalah anak-anak, UNICEF menyatakan perhatian pada kondisi ibu dan anak beberapa jam pertama kehidupan meningkatkan peluang hidup. Sayangnya, masalah ini masih terganjal sejumlah faktor.

"Kita masih mengalami masalah soal oni. Padahal kita bisa belajar dari bagaimana bayi kangguru dirawat," ucap Mickey Chopra, Kepala Program Kesehatan Global, UNICEF, seperti dilansir Antara, Selasa (20/5). Chopra mengungkap apa yang diperlihatkan cara induk kangguru memperlihatkan perhatian intensif melalui pemberian air susu ibu menjadi kunci meningkatkan angka harapan hidup bayi.

Data terakhir yang dihimpun UNICEF mengungkap sebanyak 2.9 juta bayi meninggal setiap tahun dalam 28 hari pertama mereka.  Jumlah tertinggi kematian bayi yang baru dilahirkan per tahun terdapat di Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika. Sebanyak 779.000 di India, 267.000 di Nigeria dan 202.400 di Pakistan.

"Dua-puluh-empat jam pertama setelah kelahiran adalah masa paling berbahaya buat bayi dan ibu --hampir separuh kematian ibu dan bayi terjadi pada saat itu," kata badan PBB tersebut. Meski demikian, UNICEF meyakini banyak negara telah menaruh perhatian penting soal itu. Rwanda misalnya dalam beberapa tahun terakhir telah menekan angka kematian bayi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement