Kamis 24 Apr 2014 22:13 WIB

Baru Separuh Ibu Hamil HIV Dapat Pengobatan

Hamil (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Hamil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya separuh dari ibu hamil yang mengidap HIV yang mendapatkan pengobatan ARV. Alasannya, masih ada keengganan untuk mendapatkan pengobatan yang antara lain disebabkan karena masih adanya stigma negatif di masyarakat.

Laporan Triwulanan Desember 2013 Kementerian Kesehatan menunjukkan pada tahun 2013 sebanyak 3.135 dari 100.926 ibu hamil yang dites melalui program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) positif mengidap HIV, namun hanya 1.544 orang di antaranya yang mendapatkan ARV.

"Itu merisaukan saya, harusnya seluruh 3.000 ibu hamil itu mendapatkan ARV," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam temu media di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (24/4).

Menkes menyebut ada beberapa alasan dari rendahnya pemberian ARV bagi ibu hamil yang menderita HIV tersebut, antara lain penolakan dari sang ibu sendiri.

"Si ibu menolak, takut diketahui suaminya mengidap AIDS, padahal bisa jadi dia ditularkan oleh suaminya," kata Menkes.

Selain itu, Menkes mengakui bahwa masih ada beberapa daerah yang memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan ARV secara teratur bagi ibu hamil yang mengidap HIV.

"Juga ada ketakutan mendapatkan stigma negatif dari masyarakat jika ketahuan mengidap AIDS yang mencegah ibu-ibu hamil ini mendapatkan pengobatan," ujar Menkes.

Menkes juga "menyalahkan" para pendamping yang tidak berhasil membujuk para ibu yang mengidap AIDS untuk mendapatkan pengobatan ARV tersebut.

Sementara itu, jumlah ibu hamil yang mau dites untuk kemungkinan mengidap HIV meningkat tiap tahun, dari 21.103 orang pada 2011 menjadi 43.624 orang pada 2012, dan 100.926 orang pada 2013.

Pada tahun 2011, jumlah ibu hamil yang ditemukan mengidap HIV sebanyak 534 orang dan 75 orang bayi yang dilahirkan ditemui mengidap HIV, sedangkan pada tahun 2012, dari 1.329 ibu hamil mengidap HIV, sebanyak 86 bayi dilahirkan tertular HIV.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement