Senin 21 Apr 2014 16:15 WIB

Ini Dia Jenis Nyamuk Penyebab Penyakit

Aedes albopictus, nyamuk yang diyakini menyebarkan wabah chikungunya
Foto: STRAITS TIME
Aedes albopictus, nyamuk yang diyakini menyebarkan wabah chikungunya

REPUBLIKA.CO.ID, Ukuran tubuh kebanyakan spesies nyamuk memang hanya beberapa milimeter saja, tapi gangguan yang mereka timbulkan pada manusia bisa sangat besar.

Serangga ini ada di mana-mana. Mereka menghisap darah manusia dengan gigitan yang meninggalkan rasa gatal menyebalkan lalu terbang dalam hitungan milidetik.

Ketika tidak menggigit pun, dengungan kepak sayapnya bisa membangunkan orang yang sedang tidur nyenyak.

Selain gangguan-gangguan itu, beberapa jenis nyamuk menjadi perantara penularan penyakit penyebab jutaan kesakitan dan kematian di dunia, termasuk di antaranya yang masuk genus Anopheles dan Aedes.

Nyamuk Anopheles membawa penyakit malaria serta menularkan filariasis (kaki gajah) dan encephalitis.

Di Indonesia, parasit Plasmodium penyebab penyakit malaria menular melalui gigitan nyamuk betina jenis Anopheles sundaicus, Anopheles aconitus, Anopheles barbirostris, Anopheles kochi, Anopheles maculatus, Anopheles subpictus, dan Anopheles balabacensis.

Selain menularkan malaria, nyamuk jenis Anopheles barbirotris juga bisa menjadi vektor penyakit filariasis. Nyamuk penebar penyakit yang lain adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. 

Aedes aegypti betina menyebarkan virus dengue yang menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue (DBD). Sedang Aedes albopictus menularkan penyakit demam kuning, demam dengue dan chikungunya.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan tahun 2012 setidaknya ada 207 juta kasus malaria dan sekitar 627.000 di antaranya berakibat kematian. 

Di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan, angka penularan parasit malaria (Annual Parasite Incidence/API) sudah turun dari 4,68 kasus per 1.000 penduduk pada 1990 menjadi 1,38 kasus per 1.000 penduduk tahun 2013. Angka kejadian positif malaria tahun 2013 sebanyak 343.527 kasus dan 45 di antaranya mengakibatkan kematian.

Sementara jumlah penderita filariasis dengan manifestasi limfedema/elephantiasis/hidrokel selama kurun waktu itu 12.714 orang. Meski jumlah kasusnya relatif sedikit, penanggulangan penyakit ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah karena tidak menimbulkan kematian.

Hanya angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih cukup tinggi di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, selama tahun 2013 ada 112.511 kasus DBD dengan angka kematian 0,77 persen (871 kematian).

Kejadian infeksi dengue di seluruh dunia juga masih tinggi. WHO memperkirakan setiap tahun ada 50 juta sampai 100 juta kasus infeksi dengue di seluruh dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement