Ahad 20 Apr 2014 12:19 WIB

Mengatur Pola Makan untuk Pengidap Diabetes

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
.
Foto: Ampelsa/Antara
.

REPUBLIKA.CO.ID, Pola hidup dan makan masyarakat belakangan telah bergeser ke arah yang tidak sehat. Mereka lebih memilih makanan tinggi gula dan karbohidrat, menyenangi makanan berbumbu, dan makin banyak orang yang menyantap makanan cepat saji lantaran ingin bergegas.

“Masyarakat saat ini juga kurang asupan serat dari buah, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan,” ujar Pengurus Besar Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PB PDGKI) Prof dr Abdul Razak Thaha MSc.

Di samping itu, pola hidup sebagian masyarakat juga berubah. Aktivitas fisik mereka berkurang. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi untuk penduduk mengalami obesitas meningkat 19,7 persen untuk dewasa pria dan 32,9 persen untuk dewasa wanita.

Melihat kecenderungan tersebut tak heran jika prevalensi penyebab penyakit tidak menular (PTM) juga semakin meningkat. “Di antaranya, prevalensi penderita diabetes mellitus tipe 2 meningkat menjadi 2,1 persen, prevalensi stroke meningkat menjadi 12,1 persen, serta prevalensi penderita hipertensi meningkat menjadi 9,5 persen,” kata Thaha memaparkan.

Selain itu, catatan WHO mengatakan epidemi diabetes sudah menjadi ancaman global. Negara berkembang seperti Indonesia tak lepas dari ancaman penyakit ini dengan segala komplikasi medis yang menghantuinya. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation tahun 2012, Indonesia masuk peringkat ketujuh penyandang diabetes terbanyak di dunia dengan rentang usia 20 sampai 79 tahun.

Dr Widjaja Lukito SpGK PhD menjelaskan keadaan klinis penderita diabetes yang terkait nutrisi, yaitu badan kurus (wasting) karena cara dietnya tidak benar. Ada pula yang mengalami kegemukan karena keseimbangan zat gizi yang salah. Ada pula yang terkena gangguan penyembuhan luka karena defisiensi zinc dan trace element lain.

Diabetesi juga menderita neuropati karena defisiensi vitamin B kompleks dan defisiensi vitamin antioksidan. Diabetesi pun banyak yang mengalami makro dan mikro angiopati yang merupakan akibat defisiensi vitamin B-6, asam folat, dan sianokobalamin, serta defisiensi vitamin antioksidan.

Porsi makan

Untuk pencegahan dan penanggulangan meningkatnya PTM, seperti diabetes, maka diperlukan pola hidup sehat dan gizi seimbang. Ada empat pilar gizi seimbang sesuai anjuran Kemenkes RI, yaitu mengonsumsi pangan beraneka ragam sesuai kebutuhan, membiasakan pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, serta memantau dan mempertahankan berat badan normal. Selain itu, terapkan gizi seimbang.

Marilah mensyukuri dan nikmati aneka ragam makanan. Makanan pokok pun sebaiknya divariasikan. Lalu, perbanyak makan sayuran dan cukupi asupan buah-buahan. Biasakan untuk mengonsumsi lauk yang mengandung protein tinggi.

“Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak,” ujar Thaha menyarankan.

Selain itu, biasakan sarapan dan minum air putih yang cukup. Demi keamanan pangan, biasakan membaca label pada kemasan. Lantas, cuci tangan pakai sabun dengan air bersih yang mengalir serta lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal.

Thaha menyarankan untuk panduan konsumsi makan sehari-hari dapat mengikuti panduan tumpeng gizi seimbang. Takaran untuk sajian sekali makan cukup setengah piring sayur dan buah dengan porsi sayur sebanyak tiga perlima dan buah sebanyak dua perlima.

Lima puluh persen porsi untuk makanan utama dan lauk. Perbandingannya, tiga perlimanya makanan utama dan dua perlima lainnya lauk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement