Sabtu 14 Sep 2013 08:58 WIB

Stroke Sumbatan Bisa Sebabkan Kepikunan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Fernan Rahadi
Stroke
Stroke

REPUBLIKA.CO.ID, Sebut saja, Imam (61 tahun) sudah tiga tahun ini menderita stroke. Sebelumnya dia mengalami tekanan darah tinggi dan perokok. Dia menderita stroke karena sumbatan.

Beberapa minggu ini dia suka sekali marah, dan lupa bila meletakkan barang. Padahal belum lama barang tersebut dia pegang. Bahkan isterinya sering menjadi sasaran kemarahannya. Apalagi kalau tidak berada di dekatnya. Setelah dilakukan pemeriksanan oleh dokter, ternyata dia mengalami demensia vaskuler. 

Demensia adalah sindroma penurunan kemampuan intelektual yang menyebabkan deteriorasi (kemunduran) kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Demensia sering juga disebut kepikunan.

Demensia  itu ada dua yakni demensia vaskuler dan non vaskuler. Kalau demensia vaskuler merupakan kepikunan yang disebabkan adanya sumbatan di pembuluh darah otak. "Sekitar 75 persen demensia vaskuler disebabkan oleh stroke sumbatan," kata Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri RSUP Dr Sardjito dr. Probosuseno, SpPD-KGer FINASIM.

Semua demensia  vaskuler itu itu menyebabkan sumbatan di otak. Sumbatannya bisa total dan bisa sebagian. Kalau sumbatannya sedikit kadang -kadang berperilaku baik dan kadang-kadang perasaan dan perilakunya jelek.  Kalau daerah yang tersumbat di bagian otak yang berhubungan dengan memori  berbudaya, bicara, etika, moral, maka hal itu tidak berfungsi atau bisa hang.

''Bahkan kalau yang tersumbat bagian otak yang berhubungan dengan etika, budaya, maka bicaranya bisa kotor atau saru-saru (jorok), dan sebagainya,''ungkap dr Probo. Stroke sumbatan ini panyebab paling banyak disebabkan oleh hipertensi, kolesterol, diabetes mellitus, asam urat tinggi, kurang minum, kurang olahraga dan ini sangat berbahaya.

Sementara itu, lanjut dr Probo, demensia non vaskuler disebabkan oleh  tumor otak, kanker otak, kekurangan vitamin, mineral, antioksidan, karena kebanyakan mengonsumsi alkohol, karena infeksi meningitis, encephalitis, pikiran kecewa, depresi dan obat-obatan. 

Orang yang demensia itu mengalami kemunduran otak. Memori yang baru hilang, tetapi memori yang lama diingat, seperti masa kecilnya. Penampilan orang yang demensia bisa macam-macam, seperti agisitas (marah-marah, mengumpat, melempar, mengamuk dan kadang bisa membunuh orang) dan ada juga  yang diam.  ''Orang demensia yang cenderung diam ini bahayanya."

Karena itu, kata dia, orang demensia jangan sampai sedih. Orang demensia tidak butuh rasionalitas.  ‘’Yang penting orang demensia itu di-bombong, dipuji bila melakukan tindakan yang baik. Selanjutnya, dr Probo menambahkan, sisa yang ada difungsikan seperti menyanyi, membaca atau membuat puisi, menggambar.

‘’Buatlah dia bermartabat dan perawatnya harus yang tabah,’’kata dr Probo. Untuk mencegah dia melakukan hal-hal yang berbahaya, diberi obat anti depresi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement