Kamis 22 Aug 2013 15:31 WIB

Stem Cell Therapy, Perawatan Anti Aging dan Penyakit Degeneratif

Rep: MG ROL 18/ Red: Hazliansyah
Tanda-tanda penuaan kulit
Foto: blogspot.com
Tanda-tanda penuaan kulit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stem Cell Therapy menjadi salah satu pengobatan yang kini tengah diminati banyak orang.

Teknologi ini menjadi populer karena membantu mereka yang menginginkan perawatan untuk penyakit degeneratif --penyakit yang mengiringi proses penuaan yang sering terjadi seiring bertambahnya usia (seperti jantung, diabetes, osteoporosis, jantung, stroke, penyakit ginjal, hati, penyakit autoimmune seperti lupus dll)-- dan anti aging.

Persentase keberhasilan yang cukup tinggi membuat banyak orang memilih cara ini dibanding pencangkokan organ tubuh. Lalu, apa sebenarnya Stem Cell Therapy? Bagaimana proses kerjanya?

Dr Prsana Pramitha SpPD, dokter Spesialis Penyakit Dalam stem cell therapy di Ultimo Clinic Aestetic & Dental Center mengatakan, Stem Cell atau yang dikenal juga dengan sel puncak merupakan sel induk yang berpotensi berkembang menjadi beberapa sel tubuh yang berbeda, seperti sel otak, otot, hati maupun sel darah.

Saat manusia memasuki usia 40 tahun ke atas maka kadar stem cell dalam tubuh akan berkurang menjadi separuhnya. Penurunan ini mengakibatkan semakin lamanya kulit beregenerasi sehingga kulit akan kusam dan berkerut. Selain itu, rambut akan mengalami kerontokan, otot mengecil dan mulai timbul penyakit degeneratif karena sel-sel yang ada dalam tubuh tidak lagi berfungsi optimal.

Stem Cell Therapy bertujuan untuk mengembalikan jumlah sel yang telah berkurang dan mengoptimalkan fungsi selnya.

"Pada anak-anak terdapat 80 ribu stem cell, tapi seiring bertambahnya usia, memasuki usia 40 tahun ke atas akan turun menjadi 35 ribu stem cell," kata Prsana dalam acara Talkshow 'Regenarate Yourself With Stem Cell Therapy' (mencegah penuaan dengan terapi sel), Rabu (21/8) di Ultimo Clinic Aestetic & Dental Center, Plaza Asia, Jl. Jend Sudirman, Jakarta.

Proses Stem Cell Therapy, lanjut Prsana, adalah dengan mengambil stem cell yang banyak ditemui di lemak perut sebanyak 100 cc. Setelah itu lemak akan dipisahkan dengan sel lemak dan stem cell. Setelah dipisahkan, Stem Cell kembali dimasukkan melalui infus.

"Setelah dilakukan Stem Cell Therapy maka kadar stem cell dalam tubuh akan meningkat. Stem Cell akan melakukan perbaikan kalau ada yang rusak di tubuh kita," kata Prasna.

"Jadi Stem Cell ini ada dalam tubuh kita, tapi kita tidak bisa apa-apakan kalau dia tidak diolah," tambah Prasna lagi.

Di kesempatan yang sama, dr. Enrina Diah SpBP selaku pemilik dari Ultimo Clinic Aestetic & Dental Center mengatakan, ia sengaja menerapkan terapi ini karena telah merasakan keberhasilan dari teknologi ini.

"Awalnya ayah saya kena stroke, kemudian saya cari obat yang bisa recovery. Setelah kita research dan Stem Cell akhirnya menjadi salah satu option therapy. Saat ini ayah saya juga sudah kembali normal," jelas Enrina.

Enrina sendiri tidak menampik jika teknologi ini tengah populer. Namun yang berbeda dari kliniknya adalah Stem Cell Therapy tidak memiliki efek samping.

Untuk meningkatkan kualitas, klinik miliknya bekerja sama dengan Cell Surgical Network dan menjadi pusat pelatihan dokter yang nantinya berniat mengembangkan terapi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement