Rabu 24 Jul 2013 07:59 WIB

Jarang Sarapan Berpotensi Memicu Serangan Jantung

Sarapan Sehat
Sarapan Sehat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --Melewatkan sarapan ternyata menimbulkan persoalan yang tidak sepele karena orang jadi memiliki resiko lebih tinggi terkena serangan jantung koroner fatal.

Sebuah penelitian yang dirilis jurnal Circulation Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menganalisa data kuisioner mengenai frekuensi makan dan merunut kondisi kesehatan setelahnya dari 26 ribu laki-laki usia 45-82 tahun, selama 16 tahun, dan selama itu hampir sebanyak 1.600 mengalami serangan jantung untuk pertama kalinya.

Mereka yang sering melewatkan sarapan memiliki risiko terkena serangan jantung atau meninggal karena penyakit jantung koroner 27 persen lebih tinggi dibanding yang tidak.

Studi mencatat mereka yang jarang sarapan cenderung lebih muda dan kemungkinan perokok, bekerja full-time, belum menikah, kurang aktif secara fisik, dan minum lebih banyak alkohol.

"Melewatkan sarapan bisa menyebabkan satu atau lebih risiko kesehatan, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes, yang pada gilirannya sering dapat menyebabkan serangan jantung," kata ketua studi sekaligus peneliti post-doktoral di  Harvard School of Public Health, Leah Cahill.

Pria yang sarapan rata-rata akan makan sekali lagi per hari dibandingkan mereka yang melewatkan sarapan. Menurut para peneliti, hal ini menunjukkan bahwa mereka yang melewatkan sarapan tidak makan makanan tambahan kemudian hari.

Sementara ada beberapa tumpang tindih antara mereka yang melewatkan sarapan dan mereka yang makan larut malam, 76 persen mereka yang sering makan larut malam adalah mereka yang sering sarapan.

Dalam penelitian juga diungkap bahwa mereka yang makan setelah tidur malam memiliki 55 persen risiko terkena penyakit jantung koroner dibanding mereka yang tidak. Namun, para peneliti masih kurang yakin ini merupakan masalah utama kesehatan publik karena dalam studi sedikit sekali yang menunjukkan perilaku seperti itu.

Studi tersebut mengumpulkan data kuisioner menyeluruh dari para partisipan dan mempertimbangkan banyak faktor penting seperti perilaku menonton TV, aktivitas fisik, waktu tidur, kualitas asupan makanan, konsumsi alkohol, riwayat medis, indeks massa tubuh, dan faktor-faktor sosial.

"Jangan melewatkan sarapan," kata Cahill. "Sarapan bisa mengurangi risiko serangan jantung."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement