Ahad 21 Jul 2013 00:16 WIB

Siapa Bilang Obesitas Bikin Anak Menggemaskan?

Penderita obesitas (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Penderita obesitas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Anak yang memiliki tubuh gemuk terkadang memang terlihat lucu dan menggemaskan, apalagi anak yang gemuk kerap kali dipersepsikan sebagai anak yang sehat. Namun, kelebihan berat badan atau obesitas kini telah menjadi musuh baru dunia, termasuk di Indonesia. Sebab, timbunan lemak di dalam tubuh ini tidak memberikan manfaat apa pun selain penyakit yang kemudian bersarang di tubuh."Gemuk itu sudah termasuk penyakit. Apalagi anak-anak, bisa berakibat fatal pada saat mereka dewasa nanti," kata Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Aman B Pulungan SpA(K) dalam diskusi bertajuk "Cegah Obesitas pada Anak dan Remaja, Mulai Konsumsi Buah dan Sayur Secara Teratur Sejak Dini" di Jakarta, Kamis (18/7).

Berdasarkan hasil riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak yang gemuk atau bahkan mengalami obesitas memiliki kecenderungan untuk tetap gemuk dan obesitas saat menginjak usia dewasa. Bahkan, saat dewasa muda, mereka berisiko tinggi untuk menderita intoleransi glukosa yang bisa memicu diabetes, gangguan metabolisme lemak, polycystic ovary syndrome (kista), hipertensi, bahkan berbagai penyakit degeneratif lain.

Banyaknya penyakit yang menyertai obesitas pada anak menyebabkan penderita obesitas di usia muda berisiko tinggi mengalami kematian muda atau kematian di bawah usia 55 tahun. "Penyebab obesitas atau kegemukan itu bukan hanya faktor genetik, karena masih banyak faktor lain yang bisa menyebabkan obesitas terutama pada anak-anak," jelas Aman.

Pola makan anak pada masa kini cenderung lebih menyukai makanan cepat saji yang tinggi akan lemak jenuh. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan anak, seperti berolahraga, menyebabkan kalori yang diasup anak tidak sesuai dengan pengeluaran.

Diabetes pada anak

Timbunan lemak yang tersimpan dalam tubuh mampu memengaruhi kerja hormon dalam tubuh manusia, termasuk hormon insulin. Hormon ini memiliki tugas untuk membantu metabolisme glukosa.

Namun, banyaknya lemak yang tertimbun di dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin sehingga insulin kesulitan untuk memecah glukosa dalam tubuh. Bila insulin mulai mengalami kesulitan karena kehilangan sensitivitas, maka orang tersebut tergolong positif menderita diabetes.

Hal ini kemudian tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Sebab, pada anak yang kegemukan atau obesitas, penyakit seperti diabetes bisa menyerang mereka tanpa harus menunggu hingga beranjak dewasa.

\"Dari riset yang kami lakukan terhadap 182 anak dengan obesitas usia 12 hingga 15 tahun, 3,8 persen sudah mengalami intoleransi glukosa," ungkap Aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement