Jumat 12 Jul 2013 15:43 WIB

Stres Picu Kanker Prostat

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Perempuan stres karena pekerjaan/ilustrasi
Foto: sciencemediacentre.co.nz
Perempuan stres karena pekerjaan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penelitian terbaru menunjukkan stres akan memicu kanker prostat. Cabang-cabang sistem saraf yang mengontrol fungsi otomatis juga dapat berperan penting dalam menimbulkan penyakit ini.

Dalam laporan di Huffingtonpost, respons tubuh terhadap stres menjadi faktor risiko kanker prostat. Penelitian sebelumnya menunjukkan beberapa tumor tumbuh dan bermigrasi sepanjang serabut saraf.

Saraf biasanya ditemukan di dalam dan sekitar tumor, tetapi peran mereka dalam perkembangan kanker belum jelas. Studi baru yang dilakukan pada tikus dan sampel jaringan manusia, terfokus pada sistem saraf otonom yang mengatur fungsi otomatis seperti detak jantung dan pencernaan.

Ilmuwan AS menemukan kedua cabang sistem saraf otonom memiliki efek memicu kanker. Salah satu cabang, sistem saraf simpatik (SNS) mengatur respons tubuh terhadap stres dan bahaya berefek pada denyut jantung dan konstraksi pembuluh darah.

Cabang lainnya, sistem saraf parasimpatis (PNS) bekerja berlawanan dari itu, membantu tubuh rileks. SNS memicu fase awal kanker prostat sementara PNS terlibat kemudian ketika menyebarkan penyakit.

Penelitian mengungkap SNS mempromosikan pertumbuhan tumor dengan menghasilkan noradrenalin neurokimia. Sepertu adrenalin, noraderanil adalah hormon stres utama yang mempersiapkan tubuh untuk lebih terangsang dan responsif, aliran darah dari kulit ke otot dan meningkatkan denyut jantung. Hirmon mengikat molekur reseptor pada permukaan sel tumor, memicu respon biokimia yang merangsang kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement