Senin 18 Feb 2013 16:01 WIB

Cokelat Itu Sehat, Tapi Jangan Asal Mengunyah

Menikmati coklat (ilustrasi)
Foto: IFOOD.TV
Menikmati coklat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Cokelat kini kian mudah ditemukan dengan berbagai kemasan dan rasa. Pertanyaan menggelitik: para ilmuwan melakukan debat selama berdekade mengenai apakah permen coeklat bisa membantu jantung Anda?

Mitos populer yang berkembang meyakini cokelat baik untuk jantun dan cokelat gelap lebih baik daripada coklat susu. Bila cokelat bisa menjadi obat yang efektif bagi jantung, maka bisa dipastikan semakin banyak orang menyantap makanan satu ini

Bagaimana cokelat membantu?

Ketika mulai membahas soal cokelat dan jantung, utamakan kepada cokelat gelap. Studi kecil jangka pendek menyatakan cokelat gelap memiliki beberapa manfaat dalam kesehatan, salah satunya mengurangi tekanan darah dan penggumpalan darah. Tak hanya itu cokelat gelap juga meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan memperbaiki kolesterol LDL.

Dari semua manfaat tadi, menurut Real Age, efek menurunkan tekanan darahlah yang paling banyak mendapat perhatian. Dalam sebagian besar studi jangka pendek, cokelat gelap membuat pembuluh darah melebar dan elastis sehingga sirkulasi dan aliran darah ke jantung lebih meningkat setelah menyantap cokelat gelap.

Hanya saja belum ada kesimpulan bagaimana dampak konsumsi cokelat untuk jangka panjang. Beberapa studi, menyatakan mereka yang rutin menyantap cokelat gelap hidup lebih lama dan memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah ketimbang mereka yang tidak.

Cokelat pun memiliki daya menurunkan risiko diabetes.

Rahasia manfaat itu terletak pada unsur ajaib berupa antioksidan bernama flavanols. Cokelat gelap sangat kaya unsur itu. Flavanols diyakini sebagai zat aktif yang membuat cokelat memiliki manfaat terhadap jantung.

Satu eksperimen menunjukkan beberapa potensi keuntungan termasuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi penggumpalan darah. Itulah mengapa apresiasi lebih besar diberikan kepada cokelat gelap ketimbang cokelat susu.

Cek sumber antioksidan mengejutkan berikut.

Sayangnya ada celah merugikan dalam proses produksi. Bukan warna cokelat atau kandungan kakao yang berkorelasi dengan flavanol. Zat ini ditandai dengan rasa pahit dan perusahaan cenderung kerap menyingkirkan mereka ketika memproses kakao.

Mengingat flavanols adalah fitur paling menyehatkan dalam cokelat, sepertinya pembeli menginginkan mereka masuk dalam daftar kalori dan nutrisi di label makanan. Tapi pemrosesan cokelat sering kali dirahasiakan, sehingga perusahaan sepertinya tidak akan membagikan informasi dalam waktu dekat.

Kalori juga dihitung

Beginilah tuduhan buruk dalam konsumsi cokelat. Dalam jumlah sedikit atau sedang, cokelat bisa menjadi bagian gaya hidup sehat. Tapi jangan lupakan kalori. Satu batang cokelat standard bisa mengandung 200 hingga 300 kalori.

Lalu, satu potong cokelat dari kotak dengan bentuk hati atau bundar bisa memiliki 70 kalori. Sebenarnya tak perlu cemas, tetap nikmati cokelat gelap Anda dengan ukuran moderat dan jangan berlebihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement