REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebagian besar wilayah di dunia saat ini tengah mengalami musim bersalju. Salju itu pada dasarnya tak lebih dari hujan dalam bentuk air yang mengkristal.
Namun, anak-anak dan orangtua mungkin tak menyadari sehingga coba-coba memakan salju. Apakah salju itu boleh dimakan? Ada baiknya anda mengetahui beberapa hal berikut terkait salju, dikutip dari SymptomFind, Senin (31/12).
1. Bakteri di dalam salju
Salju ternyata mengandung bakteri, baik salju yang masih turun dari langit atau salju yang sudah menumpuk di atas tanah. Salju dari langit tidak turun melewati proses filtrasi laiknya air hujan di belahan dunia tropis.
Laporan USA Today menunjukkan bakteri yang terkandung dalam salju berjenis Pseudomonas syringae. Bakteri ini bisa menyebabkan komplikasi tertentu, khususnya bagi mereka yang juga menderita penyakit tertentu.
2. Polutan di dalam salju
Polutan di lingkungan sekitar juga bisa mencemari salju. Banyak ahli setuju bahwa kepingan salju bisa membawa dan menyerap polutan yang berkumpul lama di udara.
Polutan itu termasuk di dalamnya bakteri dari hujan asan. Jika salju itu mendarat di lidah anda maka salju itu bisa terkontaminasi oleh polutan berbahaya.
3. Item berbahaya lain dalam salju
Salju yang berwarna, seperti salju kuning berbahaya. Apalagi jika salju itu ada di atas tanah. Kaca pecah, batu runcing, hingga serpihan kayu, mungkin saja ada di dalam bola salju. Satu gigitan saja, maka gigi anda bisa retak, atau mulut anda bisa luka.
4. Salju menurunkan suhu tubuh
Ahli kesehatan menemukan bahwa mengonsumsi salju dapat menurunkan suhu tubuh normal. Jika anda terdampar di tempat beku, dan mengalami dehidrasi, maka anda tak boleh mengonsumsi salju. Itu justru menurunkan suhu tubuh anda secara drastis dan anda bisa ikut membeku hingga meninggal. Jika terpaksa, dan anda tak punya pilihan lain, maka sebaiknya salju itu dicairkan terlebih dahulu sampai menjadi air.