Rabu 28 Nov 2012 01:35 WIB

Polusi Kendaraan Bisa Tingkatkan Risiko Autisme

Rep: Umi Lailatul/ Red: Yudha Manggala P Putra
Autisme. Ilustrasi
Foto: timeanddate.com
Autisme. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Sebuah riset terbaru menunjukkan keterkaitan antara polusi kendaraan dengan peningkatan risiko autisme pada anak. 

Riset ini dilakukan oleh para peneliti University of Southern California. Dalam riset ini, para peneliti mengamati ke 279 anak dengan penyakit autis dan 245 anak tanpa penyakit autis.

Ibu masing masing anak memberikan alamat untuk setiap rumah yang mereka tinggali selama masa kehamilan dan masa awal pertumbuhan anak.

Peneliti menggunakan informasi tersebut -- bersama dengan data mengenai volume lalu lintas, emisi kendaraan, arah angin, dan perkiraan mengenai seberapa banyak materi polutan di sekitar tempat tinggal -- untuk mengetahui seberapa banyak setiap anak terpapar polusi. 

Hasilnya menunjukkan anak-anak yang lebih sering terkena paparan polusi memiliki peluang tiga kali lebih tinggi menderita autis dibandingkan anak yang hidup di udara lebih bersih. 

Penemuan ini telah dipublikasikan dalam Archives of General Psychiatry Journal. ''Kami tidak menyatakan polusi dapat menyebabkan autisme. Tapi polusi bisa menjadi faktor peningkatan risiko,'' kata Heather Volk, asisten profesor di Keck School of Medicine dari University of Southern California, Los Angeles, seperti dikutip dari Reuters

Hal yang sama juga diungkapkan Sophia Xiang Sun, peneliti dari Pusat Autisme, Universitas Cambridge. Dia berpendapat secara logika benar bila ada keterkaitan polusi dengan penyakit autis. 

''Kami tahu polusi lalu lintas dapat berdampak pada penyakit lain. Secara biologis, masuk akal juga jika polusi berperan pada autisme,'' kata Sun seperti dikutip dari BBC. 

Namun, Uta Frith, peneliti perkembangan kognitif di University College, London meragukan keterkaitan polusi dengan autisme. Menurutnya, penelitian ini masih memiliki kelemahan karena tidak menjelaskan pengaruh polusi bagi perkembangan otak yang dapat berakibat pada autisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement