Selasa 20 Nov 2012 22:00 WIB

Jangan Sepelekan Penyakit Tangan dan Mulut!

Ilustrasi
Foto: Antique Accupuncture
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para orang tua bayi dan anak-anak cenderung menyepelekan penyakit tangan, kaki dan mulut (hand, foot and mouth disease/HFMD). Padahal itu bisa mengakibatkan sesuatu yang fatal. 

Hal tersebut diungkapkan pengajar spesialis kedokteran anak Unpad Dr Teti Yuniarti di Bandung, Selasa (20/11). "Sebagian besar orang tua menganggap sepele penyakit HMFD itu, padahal bila kondisi anak ketahanan tubuhnya lemah bisa berakibat fatal," kata dia.

Teti, yang berbicara dalam diskusi kesehatan di RS Bersalin Melinda Kota Bandung, mengatakan, penyakit yang disebabkan semacam infeksi virus tersebut memang tidak mematikan dan biasa sembuh sendiri atau "self-limiting" bila kondisi bayi dan anak berdaya tahan tubuh bagus.

Namun bila daya tahan tubuhnya tidak bagus, maka bisa berakibat fatal yang mengakibatkan gangguan jantung dan paru-paru terutama bila disebabkan virus EV71, sehingga harus mendapatkan perawatan.

"Immunisasi sewaktu balita dan juga asupan makanan bergizi sangat menentukan bila terkena penyakit ini, maka perbanyak istirahat," katanya.

Menurut spesialis kedokteran anak itu penyakit HFMD disebabkan oleh kelompok virus poliovirus, coxsackievirus dan entervirus. "Bila yang mengena itu entervirus, bisa fatal dan bila tidak didukung daya tahan tubuh yang bagus bisa berakibat ke jantung, paru-paru bahkan bisa terjadi kelumpuhan," katanya.

Penyakit tangan, kaki dan mulut itu biasanya terjadi pada musim kering menimpa bayi dan anak di bawah lima tahun. Penyakit ini ditandai dengan demam dan timbulnya papula di tangan, kaki dan mulut yang progresif fan vesikel.

Virus itu, menurut Teti, biasanya ditularkan melalui fecal-oral melalui kontak lendir daring hidung dan tenggorokan, ludah atau tinja dari orang yang terinfeksi.

Gejala klinisnya adanya demam yang disertai timbulnya rash pada kulit yang khas disertai atau tanpa luka-luka seperti seriawan di mulut. Kadang ada mual dan nyeri di perut dan saluran pernapasan atas.

"Masa inkubasi pendek 3-6 hari. Namun berdasarkan pengalaman tidak pernah terjadi menjadi sebuah wabah atau endemi. Kebiasaan hidup bersih dan sehat salah satu pencegahannya," kata Teti Yuniarti menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement