Senin 17 Apr 2017 18:22 WIB

Asupan Gizi tak Mesti dari Makanan Mewah

Penyuluhan kesehatan yang digagas UMT bersama Developing Countries Studies Center (DCSC), di panti anak Yayasan Rahmatan Lil Alamin, Tambelang, Kab Bekasi, Ahad (16/4) sore.
Foto: istimewa
Penyuluhan kesehatan yang digagas UMT bersama Developing Countries Studies Center (DCSC), di panti anak Yayasan Rahmatan Lil Alamin, Tambelang, Kab Bekasi, Ahad (16/4) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Penyuluhan dan pemberian informasi mengenai kesehatan dinilai perlu ditingkatkan. Anak-anak Indonesia diharapkan mendapatkan asupan gizi yang cukup agar kebutuhan tubuh terpenuhi. Satu yang menjadi catatan penting, bahwa tak selamanya gizi identik dengan makanan mewah.

“Tak mesti makanan mewah, sebab gizi merupakan elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air,” ujar Ketua Prodi Gizi Universitas MH Thamrin, Parlin Dwiyana, STP, MKM, dalam acara penyuluhan kesehatan yang digagas UMT bersama Developing Countries Studies Center (DCSC), di panti anak Yayasan Rahmatan Lil Alamin, Tambelang, Kab Bekasi, Ahad (16/4) sore.

Dalam penyuluhan kesehatan di Tambelang, Kab Bekasi tersebut, diketahui pada umumnya warga mengalami kesulitan mendapatkan akses terhadap air bersih. Kondisi air di panti dan rumah penduduk sekitar semuanya berwarna kuning, meskipun warga setempat sudah memperdalam sumur. Dengan kondisi demikian, kesehatan anak-anak dinilai juga bisa mengalami gangguan.

Tak kurang seratus anak dari umur 4 sampai 12 tahun mengikuti penyuluhan kesehatan gigi, periksa darah dan layanan kesehatan lainnya. Acara digelar tidak terlepas dari rangkaian peringatan Hari Kesehatan Dunia yang jatuh pada 7 April. Anak-anak menyambut penyuluh dengan marawis, lengkap rebana dan tambur. Mirip suasana pengajian. Selanjutnya pemeriksaan darah dilakukan. Tak ada anak yang mundur untuk menghindari jarum suntik. Mereka meringis sebentar, namun selepasnya tertawa bersama.

Berkaitan dengan kesediaan air bersih, pihak panti mengharapkan dukungan pihak-pihak yang peduli untuk membuat sumur yang bisa menghasilkan air bersih. Hal ini agar kebutuhan air minum dan memasak bagi warga lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Mengenai hal ini, DCSC setuju karena air adalah urat nadi kehidupan.

“Tanpa ketersediaan air bersih yang memadai, kesehatan warga akan mengalami gangguan. Maka momentum Hari Kesehatan Dunia di bulan April ini perlu dijadikan momentum bagi pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat, bersama elemen lainnya untuk bersama-sama mewujudkan kawasan yang sehat bagi kehidupan warga,” kata Rika Kartika, MSi, Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat DCSC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement