Jumat 10 Aug 2012 22:06 WIB

Awas, Bandara Jadi Sarang Penyakit, Kok Bisa?

Suasana Bandara Adisucipto Yogyakarta/ilustrasi
Foto: antara
Suasana Bandara Adisucipto Yogyakarta/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Yatta Montrell menunggu penerbangan ke Hong Kong dan Malaysia di Bandara Internasional Los Angeles. Ia sering terbang untuk dinas dan khawatir jatuh sakit ketika bepergian. 

 

Ia mengatakan, “Saya selalu mendapat suntikan untuk orang yang bepergian ke luar negeri dan membawa cairan pembersih tangan.”

Bandara dan pesawat udara bukan hanya memindahkan orang ke seluruh dunia. Para pakar kesehatan mengatakan penyakit-penyakit seperti SARS, flu, dan TBC bisa berpindah dengan cepat dari negara ke negara melalui pesawat udara.

Peneliti-peneliti pada Institut Teknologi Massachusetts (MIT) meneliti peran bandara dalam penyebaran penyakit dan percepatan pandemi.

Mereka meneliti bandara-bandara di seluruh Amerika terkait jumlah lalu lintas penerbangan, perjalanan jarak jauh, dan penerbangan sambungan ke bandara-bandara lain. Mereka menemukan, jika terjadi perebakan suatu penyakit, bandara-bandara tertentu bisa menyebarkan penyakit lebih cepat. Bandara Kennedy di New York dan bandara di Los Angeles berada pada urutan teratas.

Tetapi yang mengejutkan peneliti MIT, Ruben Juanes, adalah bandara Honolulu yang jauh lebih kecil, berada pada urutan ketiga dalam menyebarkan pandemi. Juanes mengatakan, ada beberapa alasan.

“Bandara itu berlokasi di tengah laut, jadi jelas, setiap penerbangan sambungan adalah penerbangan jarak jauh yang bisa membawa penumpang-penumpang yang tertular dengan cepat dalam jarak ribuan kilometer. Walaupun jumlah penerbangan sambungan rendah, sebagian besar penerbangan itu dari kota-kota besar di Asia atau Amerika Utara,” paparnya.

Thomas Valente, guru besar pengobatan pencegahan pada Universitas California selatan, mengatakan penelitian itu mengingatkan bahwa bandara bisa menyebarkan pandemi lebih mudah daripada jenis transportasi lain.      

“Bandara memindahkan orang ke mana-mana. Ketika kita berada di sebuah bandara dan menunggu pesawat untuk berangkat atau jika kita menjemput orang, ada banyak orang duduk berdekatan. Penularan bisa saja terjadi,” ujar Valente.

Kadang-kadang orang yang bepergian tertular penyakit yang berasal jauh dari kampung halamannya sendiri.

“Kita bukan hanya akan melihat lebih banyak pandemi, tetapi juga secara global kita lebih berisiko tertular penyakit-penyakit yang sedang merebak di tempat-tempat lain,” tambah Valente.

Jonathan Samet, kepala Lembaga Kesehatan Global pada Universitas California Selatan, mengatakan, “Banyak penularan merebak hanya karena orang menyentuh benda-benda yang mungkin tercemar. Jadi, di pesawat udara, kamar mandi dan pegangan pintu adalah tempat-tempat di mana penularan mungkin terjadi, atau menghirup udara dari orang yang duduk di sebelah kita atau mungkin dari seseorang yang duduk di bagian belakang, karena udara bersirkulasi balik ke arah kita.”

Para pakar kesehatan mengatakan sering mencuci tangan adalah salah satu tindakan pencegahan yang bisa dilakukan orang yang bepergian ketika mereka berada di pesawat atau bandara.

Ruben Juanes mengatakan penelitian itu bisa membantu para pejabat kesehatan umum memperkirakan bagaimana penyakit menyebar.

 

sumber : voaindonesia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement