Rabu 08 Aug 2012 13:04 WIB

Suami Kurang Perkasa, Bagaimana Solusinya? (1)

Gagal ereksi alias impotensi menjadi pertanda ada gangguan jantung pada seorang pria. (ilustrasi)
Foto: www.bee-health.com
Gagal ereksi alias impotensi menjadi pertanda ada gangguan jantung pada seorang pria. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kendati bukan segalanya, hubungan suami istri yang baik ternyata mampu mendukung tercapainya keharmonisan dalam hidup rumah tangga. Maka, ketika hubungan itu bermasalah lantaran sang suami tidak mampu memuaskan sang istri, hal ini tak boleh dianggap remeh.

Menurut Dr H.R. Danarto, Sp.B, Sp.U, ahli urologi, kondisi ketika suami tidak mampu ereksi atau keburu ejakulasi sebelum pasangan mendapatkan kepuasan dan berlangsung terus menerus, ini disebut disfungsi ereksi (DE). Memang ada istilah yang salah kaprah seperti mani encer, karena sebenarnya maninya belum tentu encer.

Sebelum bicara tentang pengobatan, kita harus tahu penyebabnya. DE bisa terjadi karena gangguan psikologis, organ, pembuluh darah, sa raf, hormon, kerusakan jaringan erek til, proses penuaan, penyakit sis te mik lain dan sebab-sebab lainnya. Ja di penyebabnya tidak mesti tunggal.

Lalu bagaimana terapinya? Karena penyebabnya tidak mesti tunggal, maka terapinya juga tidak mesti tunggal. DE yang disebabkan oleh gangguan psikologis, maka terapi utamanya adalah terapi psikologis melalui konseling, obat tranquilizer dan lain sebagainya. Jika penyebabnya gangguan fungsi tubuh, bisa menggunakan obat yang sesuai dengan jenis gangguannya, apakah pembuluh darah, saraf, atau yang lain.

Jika kerusakan terjadi pada organ, ada berbagai teknik yang bisa dipilih, misalnya teknologi saat ini telah menyediakan alat Protese yang dipasang di penis agar bisa di stel, ereksi saat akan berhubungan, dan dikendurkan saat tidak dibutuhkan.

Ada juga alat vacuum yang digunakan untuk membantu terjadinya ereksi. Jika masalahnya adalah gangguan hormon, maka kita pilih terapi hormon. Jadi tidak semua menggunakan “obat kuat”, tergantung pada penyebabnya. Ada juga gangguan organ yang memerlukan tindakan operasi.

sumber : Dr H.R. Danarto, Sp.B, Sp.U
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement