Jumat 25 May 2012 10:16 WIB

Diet K-E Makin Digandrungi, Cek Dulu Bahayanya

Rep: Gita Amanda/ Red: Hafidz Muftisany
Diet K-E
Foto: medicaldaily.com
Diet K-E

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Diet ekstrim sedang kembali menjadi tren di Amerika Serikat. Tak hanya membuat tidak nyaman namun diet jenis ini jelas mengancam kesehatan.

Banyak warga AS sedang keranjingan melakukan diet Ketogenic Enteral Nutrition atau yang lebih populer dikenal dengan diet K-E. Diet jenis ini biasanya memasukan 'makanan' dengan pipa melalui hidung. Makanan disini merupakan cairan yang mengandung campuran protein, lemak, dan tanpa kabohidrat.

Biasanya pasien diberi makan terus menerus melalui tabung yang disebut tabung nasogastrik. Tabung ini biasanya terus dibawa setiap hari selama sepuluh hari waktu berdiet. Hasilnya sangat singkat, setiap hari seseorang bisa kehilangan berat badan sekitar satu kilogram.

Seorang spesialis penyakit dalam di Florida Dr. Oliver R. Di Pietro mengatakan, orang yang menjalani diet K-E dapat menurunkan 10 persen dari total berat badannya. Pasien biasanya makan suplemen makanan bubuk yang dicampur air selama 10 hari. Suplemen tersebut terbuat dari protein dan lemak yang mengandung 800 kalori per hari.

Para pelaku diet ini hanya boleh mengkonsumsi air mineral, teh tanpa gula dan kopi hitam selama program berlangsung. Mereka selalu membawa tabung nasogastrik untuk menstabilkan asupan makanan.

Namun diet K-E banyak mendapat kritik dari para ahli kesehatan. Memasukan makanan melalui hidung sangat beresiko tersedak. Dari tinjauan klinis pada 2003 oleh ahli gizi menyatakan, penggunaan tabung pipa otomatis membuka sfingter esofagus yang biasanya tertutup. Ia memisahkan antara lambung dan kerongkongan. Serta mencegah cairan asam perut mengikis kerongkongan dan mencegah puing-puing memasuki faring. Selain mencegah tersedak, 'pintu' tersebut juga mencegah bakteri perut menjajah tenggorokan yang menyebabkan infeksi.

Menurut Di Pietro efek samping dari diet K-E ini juga dapat menimbulkan bau mulut dan sembelit. Mereka juga dapat meningkatkan resiko penyakit ginjal. Orang dengan penyakit ginjal, tekanan darah tinggi dan diabetes tak boleh melakukan diet jenis ini. Selain itu diet K-E juga dapat menyebabkan sakit kepal, lemah, dehidrasi dan kelelahan.

Semua kerugian tersebut diperparah dengan kenyataan bahwa berat yang hilang bukan berasal dari lemak. Namun tubuh turunnya berat badan diakibatkan hilangnya air dan massa otot dalam tubuh. Bahkan dalam beberapa waktu setelah diet berakhir tubuh akan kembali pada berat semula atau bahkan lebih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement