Rabu 16 May 2012 22:33 WIB

WHO: Satu dari Tiga Orang Derita Hipertensi

Penderita Hipertensi (darah tinggi) sedang diperiksa tekanan darahnya, Ilustrasi
Foto: Blogspot
Penderita Hipertensi (darah tinggi) sedang diperiksa tekanan darahnya, Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Satu dari tiga orang dewasa menderita tekanan darah tinggi, penyebab utama stroke dan sakit jantung, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu.

Kanada dan Amerika Serikat memiliki pasien paling sedikit, kurang dari 20 persen orang dewasa, tapi di negara yang lebih miskin seperti Niger diperkirakan jumlahnya mencapai 50 persen, kata badan dunia itu.

Meskipun negara yang lebih kaya telah menghadapi penurunan kasus berkat perawatan efektif yang murah, di Afrika banyak orang masih tak terdiagnosis dan tak memperoleh bantuan, kata WHO.

Laporan World Health Statistics WHO meliputi jumlah mengenai tekanan darah tinggi yang meningkat, dan juga tentang tingkat gula darah, untuk pertama kali tahun ini.

Satu dari 10 orang diperkirakan menderita diabetes, naik dari sepertiga di negara Pulau Pasifik.

"Laporan ini menjadi bukti lebih lanjut mengenai peningkatan dramatis dalam kondisi yang memicu sakit jantung dan penyakit kronis lain, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Direktur Jenderal WHO Margaret Chan.

"Di beberapa negara Afrika, sebanyak separuh penduduk dewasa menderita tekanan darah tinggi," kata Chan sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu malam.

Di Niger, 50,3 persen pria mengalami kondisi tersebut, dan Malawi serta Mozambik tak jauh di belakang Niger --masing-masing-- dengan 44,5 dan 46,3 persen.

Laporan itu juga menyatakan tingkat kegemukan berlipat di seluruh dunia antara 1980 dan 2008 dan setengah miliar orang atau 12 persen dari penduduk dunia sekarang dipandang gemuk.

Orang Amerika memiliki contoh tertinggi, yaitu 26 persen orang dewasa, dan Asia Tenggara memiliki angka kegemukan paling rendah --sebanyak tiga persen.

WHO menyatakan kematian pada anak-anak yang berusia di bawah lima tahun turun dari hampir 10 juta pada 2000 jadi 7,6 juta satu dasawarsa kemudian, dan penurunan kematian akibat campak serta penyakit yang berkaitan dengan diare "sangat mengerikan".

World Health Assembly, badan pembuat keputusan di WHO, dijadwalkan bertemu di Jenewa dari 21 sampai 26 Mei. Semua anggota akan membahas sasaran baru mengenai pengurangan kasus sakit jantung dan paru-paru, diabetes serta kanker.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement