Sabtu 10 Mar 2012 22:50 WIB

Inilah Penyebab Seseorang Berpeluang Terkena Osteoporosis

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Karta Raharja Ucu
Konsumsi susu secara rutin tiap hari dianjurkan bagi kaum wanita untuk mencegah osteoporosis
Foto: .
Konsumsi susu secara rutin tiap hari dianjurkan bagi kaum wanita untuk mencegah osteoporosis

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengurus Pusat Ahli Bedah Pinggul dan Lutut Indonesia, Bambang Kisworo mengungkapkan, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang berpeluang lebih besar menderita osteoporosis. Salah satunya adalah menopause.

Selain itu, banyak faktor lain yang membuat seseorang berpeluang terkena penyakit yang dikenal karena rapuhnya tulang tersebut. Di antaranya perempuan yang mengalami menopause alami maupun karena operasi pengangkatan indung telur, khususnya sebelum berusia 45 tahun, berusia di atas 65 tahun. Selain itu seseorang yang bertubuh kurus, karena cadangan lemak sebagai penyimpan hormon estrogen lebih sedikit, dan orang memiliki pola makan dengan kandungan kalsium rendah juga memiliki peluang lebih besar kena osteoporosis.

Tak hanya itu, kebiasaan merokok atau minum alkohol serta minum kopi terlalu banyak ternyata juga bisa mengundang osteoporosis. Selain itu, ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, menderita kencing manis, gagal ginjal dan penakit hiperparatiroid, serta pengonsumsi obat kortikosteroid (obat anti alergi, rematik dan obat anti epilepsi dalam waktu yang lama) juga bisa membuat seseorang terkena osteoporosis.

Bambang memperkirakan sekitar 28,8 persen atau 3,6 juta perempuan Indonesia berusia di atas 50 tahun menderita osteoporosis. Bahkan, Kepala Bagian Bedah Orthopaedi dan Traumatologi, RS Panti Rapih Yogyakarta mengungkapkan, separuh dari penderita patah tulang akibat osteoporosis tidak dapat berjalan normal kembali dan sepertiga diantaranya membutuhkan perawatan khusus seumur hidup.

"Sehingga kualitas hidupnya menurun. Yang lebih menakutkan, dia menambahkan, sekitar 20 persen penderita patah tulang  pada orangtua yang harus berbaring dalam waktu lama  meninggal akibat komplikasi (infeksi baru dan saluran kencing)," kata dia dalam seminar Osteoporosis di Restoran Pasific diselenggarakan RS Panti Rapih bekerjasama dengan PT Roche Indonesia, Sabtu (10/3).

Satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang menderita osteoporosis adalah dengan pemeriksaan kepadatan tulang yang disebut densitometri dan ang diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggunakan teknologi DEXA (Duel Energy Xray Absorptiometry).

"Jika nilai T yang diperoleh kurang dari -1 maka kepadatan massa tulang normal, nilai T -1 sampai -2,5 disebut osteopenia (hampir osteoporosis) dan apabila nilai T lebih besar dari -2,5 berarti osteoporosis," jelas Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement