Ahad 12 Feb 2012 08:22 WIB

Studi: Impor Murah Bikin Warga Eropa Obesitas

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Didi Purwadi
Obesitas
Foto: www.dailymail.co.uk
Obesitas

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Impor serat makanan murah telah menyebabkan obesitas. Demikian temuan yang dilaporkan sebuah penelitian di Uni Eropa (UE).

Murahnya harga makanan berkalori impor menyebabkan separuh dari warga UE mengalami kegemukan. Temuan ilmuwan mengatakan impor murah menyebabkan persediaan daging merah dan susu lebih banyak dibandingkan negara Eropa non anggota UE. Laporan Eurostat terbaru menemukan bahwa setengah lebih dari populasi Uni Eropa sekarang kelebihan berat badan alias obesitas.

Seperti dilaporkan Daily mail, penelitian itu mempelajari kebiasaan makan di Portugal sebelum dan setelah menjadi anggota UE. Pada 1986 sebelum gabung UE, warga Portugal mengkonsumsi produk lokal dengan pola makan kaya minyak dan ikan zaitun. Namun setelah bergabung, banyak makanan tradisional seperti keju, daging dan biji-bijian mendadak membanjiri negara mereka.

Pemimpin penelitian, Pedro Marques-Vidal dari Universitas Lausanne di Swiss, mengatakan harga produk daging dan susu di pasar Jerman, Italia, Prancis, dan Portugal langsung turun setelah keempat negara itu gabung UE. "Harga yang rendah menyebabkan konsumsi meningkat sehingga warga Uni Eropa mengalami kegemukan," ujar dia.

David Fah, peneliti lain dari Universitas Zurich, menangkap sinyal resiko jika negara-negara bergabung. Swiss yang bukan anggota UE memiliki tingkat obesitas terendah di Eropa. Persentase tingkat obesitasnya hanya sekitar 8 persen. "Jika kita bergabung dengan Uni Eropa, konsumsi daging merah akan meningkat," ujar Fah.

Sinyal pendorong obesitas untuk pertama kalinya ditemukan pada akhir 1990-an. Ketika itu, harga gandum berada di  rekor paling rendah. Hal ini disebabkan karena turunnya harga bahan bakar dan maraknya subsidi pajak pertanian.

Juru bicara Lingkungan dan Komisi Kesehatan Uni Eropa, Jo Leinen, mengungkapkan obesitas adalah masalah di Uni Eropa. "Kami menamakannya ancaman bagi kesehatan masyarakat."

Obesitas diakui sebagai penyakit metabolik yang paling umum di seluruh dunia. Laporan Foresight meramalkan pada tahun 2025 nanti setengah dari pria dan sepertiga lebih daru wanita akan mengalami obesitas. Lebih jauh, masalah ini akan meningkatkan risiko penyakit kronis termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan beberapa jenis kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement