Rabu 11 Jan 2012 15:43 WIB

Ngeri..Stress Bisa Bikin Otak Menyusut, Jadi Berbahagialah

Ilustrasi
Foto: corbis
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setiap orang tahu, stress bisa bikin sakit kepala dan tak bisa tidur. Namun studi terbaru menyimpulkan lebih dari itu. Stress dapat membuat otak anda menyusut!

Fakta Mengerikan? "Tapi kenyataannyah hal-hal buruk memang terjadi, seperti putus hubungan, kehilangan kekasih, ditodong pistol," ujar pakar neurobiologi Universitas Yale, Rajita Sinha yang juga penulis utama penelitian.

Hanya sekedar stres memang tidak memiliki kaitan dengan penyusutan sel-sel kelabu anda. Namun merasa stress plus kombinasi sejarah hidup yang dipenuhi kejadian-kejadian menekan terbukti berhubungan erat dengan pengecilan otak.

Penyusutan itu terutama ditandai di sel-sel kelabu pada area korteks prefontal otak, yang mengatur emosi, kontrol diri sekaligus tekanan darah dan kandungan gula darah..

Penyusutan tersebut dipandang para peniliti sebagai alarm berbahaya terkait risiko lebih besar penyakit kronis yaitu tekanan darah tinggi dan gangguan psikis. Tak hanya itu, kondisi itu juga bakal mempengaruhi fungsi otak dalam lingkup kesehatan individu, demikian Sinha menuturkan.

Dalam kaata lain, stress dan banyak tekanan di kehidupan modern jauh lebih rumit ketimbang yang dialami para leluhur. "Anda bisa berkata tekanan kini bagian dari kehidupan, jadi apa masalahnya." ujar Sinha. "Tapi ini situasi besar dengan risiko besar," imbuhnya Pasalnya banyak bukti mengungkap stres berkontribusi besar terhadap peningkatan penyakit kronis

Selama ini riset mengenai dampak stress terhadap struktur otak difokuskan pada pasien yang mengidap gangguan psikis seperti kecanduan dan kegelisahan. Dalam studi-studi itu ditemukan penyusutan volume di bagian frontal lobe, yang dianggap pusat kendali emosi dan kepribadian.

Namun studi dari efek komulatif stress terhadap otak dan kesehatan manusia sangat jarang. Tim periset yang dipimpin Sinha, menulis paper penelitian tersebut dan dipublikasikan online pekan ini di Biological Psychiatry

Studi itu melibatkan 103 responden dewasa berusia 18 hingga 48 tahun. Para periset melakukan wawancara terstruktur dengan relawan untuk mengoleksi informasi tentang kehidupan penuh stress yang mereka alami serta perasaan subyektir terhadap tekanan tersebut. Selain wawancara, para ilmuwan juga menggunakan MRI untuk memindai otak para relawan.

Ingin menebak, otak mana yang menyusut lebih, pria atau wanita? Bila anda berpikir mungkin telah tahu jawabnya, maka para peniliti mengaku tah tahu. Alasannya mereka tidak memiliki cukup responden wanita untuk mengkaji perbandingan hasil dalam gender.

Pesan utama dari studi ini, menurut Sinha, semakin baik seseorang mengatasi dan memanajemen stress--seperti berjalan, menelpon teman--maka kondisi otak anda akan lebih baik.

sumber : msnbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement