Selasa 24 May 2011 10:28 WIB

Duh.. Vuvuzela Ternyata Bisa Tularkan Penyakit

Fans sedang meniup vuvuzela saat perhelatan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
Foto: www.bbc.co.uk
Fans sedang meniup vuvuzela saat perhelatan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Masih ingat terompet vuvuzela yang langsung terkenal ketika perhelatan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan lalu? Vuvuzela ternyata bukan cuma mampu memekakkan telinga, tetapi juga potensial sebagai sumber penyakit.

Menurut studi sejumlah pakar kesehatan, sekali meniup vuvuzela itu bisa ikut tersemprot air liur mirip yang terjadi pada kasus orang sedang bersin. Kecepatan semprotannya mencapai empat juta tetes per detik. Demikian bunyi hasil penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal kesehatan PLoS One.

Di tengah lokasi ramai, satu orang yang meniup vuvuzela itu bisa menularkan penyakit, jenis yang bisa menular via udara seperti flu atau TBC, pada banyak orang lain. Penyelenggara ajang olahraga Inggris dikabarkan tengah menimbang apakah alat ini akan dibolehkan atau dilarang dipakai dalam Olimpiade 2012 London.

Para pengkritik menyebut alat tiup ini bersifat anti sosial dan tak aman karena mampu menghasilkan suara bising yang jauh lebih kencang ketimbang suara pesawat yang sedang tinggal landas.

Dr Ruth McNerney, yang melakukan studi terkini terkait ancaman vuvuzela di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan bahwa hal yang dibutuhkan sebenarnya bukan pelarangan, tetapi lebih pada etika meniup vuvuzela.

"Seperti juga pada orang yang batuk atau bersin, mestinya yang bersangkutan melakukan upaya mencegah supaya penyakit tidak menyebar pada orang lain. Jadi, orang yang memang sedang sakit itu harus dinasehati supaya tidak meniup vuvuzela berdekatan dengan posisi orang lain," tambahnya.

Semprotan Vuvuzela

Tim Dr McNerney menyelidiki bahaya vuvuzela dengan menggunakan sinar laser untuk mengukur berapa banyak tetesan air liur yang muncul akibat dari sekali tiup vuvuzela yang dilakukan oleh delapan sukarelawan. Rata-rata terdapat 658.000 partikel paru-paru atau aerosol dalam tiap liter udara yang dikeluarkan akibat tiupan vuvuzela ini.

Tetesan air liur itu menyemprot ke udara dengan kecepatan empat juta per detik. Sebagai perbandingan, saat para sukarelawan diminta untuk berteriak, mereka hanya menyemprotkan 3.700 partikel per liter dengan kecepatan 7.000 per detik.

"Maka saat berada di lapangan olahraga di mana para pemakai vuvuzela berada di sana, seorang pengunjung bisa menghirup aerosol pernafasan dalam jumlah besar sepanjang pertandingan berlangsung," simpul Dr McNerney.

Penggunaan vuvuzela sudah banyak dikeluhkan oleh berbagai pihak sebelumnya, termasuk di liga sepakbola Eropa. Klub sepakbola Inggris Tottenham Hotspurs juga melarang vuvuzela dipakai di area stadion miliknya.

sumber : bbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement