Selasa 17 May 2011 15:47 WIB

Konsumsi Garam Berlebihan Sama Bahayanya seperti Merokok

REPUBLIKA.CO.ID, Besar kemungkinan setiap kita makan di restoran atau pasar swalayan, asupan garam kita terlalu banyak. Ini buktinya kita semua – tidak peduli dimana pun kita tinggal di dunia, mengkonsumsi garam dalam jumlah besar, dan hal ini memicu tekanan darah tinggi dan lambat laun penyakit jantung atau stroke.

Botol garam kecil ini kelihatannya tidak seperti senjata mematikan, tetapi semakin banyak dokter lama kelamaan botol itu dapat mematikan. Dr. Stephen Havas mengatakan seharusnya sudah sejak lama garam atau sodium kita dikurangi.

Dr. Havas menyarankan, “Kita harus segera mulai. Maksud saya, orang sekarang sakit-sakitan. Orang menjadi lumpuh setiap hari karena sodium berlebihan." Organisasi Kesehatan Dunia WHO menempatkan penyakit kardiovaskular sebagai pembunuh nomor satu di dunia.

Penyakit ini terwujud dalam bentuk serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau penyakit di sekiling arteri. Menurut WHO, sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2004. WHO memproyeksikan lebih dari 23 juta orang akan meninggal terutama akibat penyakit jantung dan stroke pada tahun 2030.

WHO mengatakan merokok, kemalasan fisik dan pola makan tidak sehat sebagai penyebab utama. Ketika organisasi-organisasi kesehatan terkemuka berbicara mengenai pola makan tidak sehat, maksud mereka adalah pola makan yang tinggi lemak dan sodiumnya.

Sodium dianggap sebagai salah satu bumbu masak yang aman. Tetapi apakah kita menyadari berapa banyak garam yang sebenarnya kita gunakan?  Satu sendok teh garam adalah sekitar 2.400 miligram.  Tetapi para pakar dalam bidang industri pangan Amerika dan bidang kesehatan sependapat umumnya orang Amerika kini mengkonsumsi sekitar 4.000 miligram garam dalam sehari.

Dr. Stephen Havas mengatakan tubuh manusia sebenarnya hanya membutuhkan 150 miligram garam saja. “Anda membandingkan 150 dengan 4.000 – ini merupakan perbedaan yang sangat besar," ujarnya.

Sekitar di tengah-tengah angka itu adalah 1.500 miligram sehari, yang direkomendasi Asosiasi Jantung Amerika dan berbagai kelompok medis lainnya.  Para dokter juga ingin kita menurunkan tekanan darah juga.

“Setiap pola tekanan darat diatas 115 sistolik atau 75 diastolik menambah resiko.  Setiap 20 milimeter sistolik diatas 115, akan melipatgandakan resiko," papar Dr. Havas.

Dr. Stephen Havas mengatakan anjuran selama puluhan agar menghimbau masyarakat mengurangi garam secara sukarela, tidak berhasil. Sulit bagi kami untuk membaca dan memahami label-label makanan yang begitu rumit, ujarnya, dan ia percaya peraturan pemerintah kini merupakan satu-satunya cara untuk memaksa industri makanan siap saji mengurangi jumlah garam.

“Antara lain hal ini karena keengganan untuk berubah. Sebagian lainnya adalah karena adanya kaitan antara industri-industri makanan dan minuman. Jika lebih banyak garam dalam makanan, orang akan membeli lebih banyak produk-produk cairan yang diproduksi oleh perusahanaan makanan. Salah satu alasan mengapa begitu banyak garam, mereka tahu kita akan minum lebih banyak alkohol, jus dan soda, jika lebih banyak garam dalam makanan anda," kata Dr. Havas selanjutnya.

Saat ini Dr. Stephen Havas merekomendasi agar sebanyak mungkin orang mengurangi garam sekarang, dan menghemat uang yang mungkin dihabiskan untuk pengobatan pada masa depan.

sumber : Voanews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement