Sabtu 14 May 2011 13:00 WIB

Obat Alzheimer Berguna dalam Pengobatan Kecanduan Heroin

Heroin dan alat suntiknya
Foto: Blogspot
Heroin dan alat suntiknya

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI - Rumah Sakit Universitas Nasional Cheng Kung (NCKU) di Taiwan dan Institut Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat secara bersama mengembangkan pengobatan baru terhadap kecanduan heroin berdasarkan obat yang digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.

Kedua institusi tersebut telah menemukan, bila setiap hari mengonsumsi kurang dari lima miligram obat Alzheimer, Ebixa (memantine), akan dapat membantu pecandu heroin mengurangi ketergantungan menggunakan methadon dalam terapi peralihan methadon, kata seorang profesor psikologi Lu Ru-band dari NCKU.

Methadon merupakan obat pengganti heroin dan digunakan untuk mengurangi ketagihan pada heroin dan segala opiat lainnya.

Dalam pengujian klinis selama tiga bulan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit kepada 90 pasien yang ketagihan heroin menemukan bahwa 48 di antaranya yang menggunakan Ebixa menunjukkan berkurangnya ketergantungan pada methadon, sementara 42 pasien lain yang mengonsumsi plasebo menjadi semakin tergantung pada methadon, kata Lu.

Disamping itu, Lu mengatakan Ebixa tampak efektif dalam melindungi dan meregenerasi urat syarat serta mencatat bahwa para peneliti juga memperhatikan adanya pengurangan jumlah neurotoksin (racun syaraf) dan sitotoksin (racun sel) pada para pasien menggunakan obat tersebut.

Lu mengatakan terapi peralihan methadon, yang mulai digunakan di Taiwan sejak 2004, hanya terbatas pada menghilangkan rasa ketagihan narkoba karena menggantikan opiat berefek sejenak dengan opiat berdampak lama, seperti methadon.

Rumah sakit itu sudah mengambil hak paten atas penemuan memantine yang berperan "melindungi degenerasi akibat peradangan pada syaraf dopamin" di Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Syaraf dopamin dapat rusak oleh penggunaan methadon, menyebabkan ketergandungan terhadap zat itu, dan Lu mengatakan bahwa penemuan tersebut dapat membantu lebih banyak orang pulilh dari ketagihannya di masa mendatang bila pengobatan baru itu berhasil dipromosikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement