Senin 10 Jan 2011 10:11 WIB

Kotak Obat Keluarga, Apa Saja Isinya

Rep: reiny Dwinanda/ Red: Siwi Tri Puji B
Kotak Obat
Foto: .
Kotak Obat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Di rumah, Anda punya kotak obat? Dr Farid Maulana mengimbau tiap rumah tangga un tuk memiliki kota obat keluarga. "Manfaat nya besar saat di perlukan sewaktu waktu," cetusnya. Isi kotak obat ada standarnya. Di dalamnya harus ada lima jenis obat.

"Masing-masing memiliki khasiat yang spesifik," tutur Farid.

Ketika mengisi kotak obat, tiap keluarga hendaknya tidak gegabah membeli obat dengan resep dokter yang terkadang bisa juga dibeli bebas di apotek. Carilah obat yang aman dan tidak menyebabkan alergi. Obat over the counter (OTC) atau obat bebas sebetulnya cukup untuk pertolongan di awal perjalanan penyakit. "Kalau perlu, konsultasikan ke dokter obat apa yang perlu disiapkan di rumah," saran Farid yang dokter umum itu. Obat bebas Analgetik termasuk di dalam kelompok obat yang mesti tersedia di rumah. Obat ini bersifat menghilangkan atau paling tidak meredakan rasa nyeri.

Selain yang berbentuk tablet atau sirup juga disediakan yang dalam bentuk gel atau salep.

Sediakan dalam bentuk salep dapat membantu mengurangi cedera otot secara lokal. Untuk cedera otot yang akut--kurang dari tiga hari--silakan mengoleskan analgesik yang sifatnya mendinginkan. "Sedangkan untuk yang kronis, cari yang sifatnya menghangatkan," urai Farid.

Kapan seseorang perlu mendapatkan analgetik? Andai gangguan rasa sakitnya tidak tertahankan, silakan mengonsumsi peredanya sesuai dengan aturan pakai yang terdapat dalam kemasan obat.

"Banyak obat bebas yang dapat dipilih sebagai analgetik keluarga, baik untuk sakit otot, gigi, nyeri lambung, atau sakit kepala," kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Selain itu, jangan lupa membeli antihistamin. Obat ini berguna untuk mengatasi reaksi alergi yang disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap alergen. Perubahan suhu atau kelembapan, terpapar debu dan asap rokok, atau mengonsumsi makanan seperti seafood dan cokelat pada orang tertentu bisa memicu alergi. "Ada banyak merek obat antihistamin yang bisa diperoleh dengan mudah," ungkap Farid.

Lalu, lengkapi pula kotak obat dengan antidiare. Farid menjelaskan sejatinya buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali ini merupakan bentuk pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun. "Namun, jika berlebihan--semisal sudah lima kali--dan dirasakan mengganggu, sebaiknya ada langkah untuk menyetop diare."

Beri perhatian ekstra jika diare terjadi pada anak kecil dan lansia. Sebab, biasanya mereka tidak tahan dan akan lemas jika terserang mencret. "Di saat seperti itulah obat yang membuat diare mampet diperlukan," imbuh Farid yang anggota Persatuan Dokter Emergensi Indonesia.

Dulu, adrenalin dan epinephrine termasuk obat penting yang wajib ada di kotak obat. Namun, perlu resep dokter untuk mendapatkannya. Keduanya diberikan dengan cara suntik untuk menangani serangan jantung. "Jika anggota keluarga mengalaminya, pertolongan terbaik ialah segera membawanya ke Unit Gawat Darurat," papar Farid.

Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) juga mesti tersedia, termasuk di dalamnya alat untuk membalut dan cairan antiseptik. "Sediakan perban gulung, kasa steril, kain segitiga (mitela), juga perban elastis untuk penanganan luka dan cedera otot," kata anggota Ikatan Dokter Indonesia ini.

Selain kelima obat standar tersebut, Farid mengingatkan penderita asma untuk menyiapkan inhaler di kotak obat. Sedangkan, mereka yang menyandang penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi, tentu harus secara rutin mengonsumsi obat. "Biasanya dokter sudah menerangkan obat apa yang harus selalu tersedia dan bagaimana cara pemakaiannya."

Obat yang tersedia sifatnya hanya untuk pertolongan pertama. Jika dalam 24 jam tidak mengalami perbaikan kondisi, segeralah konsultasi dengan dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement