Jumat 24 Dec 2010 06:19 WIB

Stres Berisiko 1,2 Kali Sebabkan Hipertensi

Stress
Stress

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Orang yang mengalami stres membawa risiko terkena hipertensi 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres. Hal ini dikatakan Hardinsyah dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB.

"Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah menyumbang munculnya berbagai penyakit tidak menular di antaranya hipertensi dan diabetes melitus," katanya. Hardinsyah menjelaskan, hipertensi dan diabetes melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya cukup tinggi di dunia.

Perokok memiliki risiko 1,4 kali lebih tinggi terkena hipertensi dibanding yang tidak pernah merokok. Orang yang memiliki status gizi gemuk berisiko terkena hipertensi 1,2 kali lebih tinggi dibanding yang berstatus gizi normal.

Lingkar perut berisiko memiliki risiko terkena hipertensi 1,5 kali lebih tinggi dibanding yang memiliki lingkar perut tidak berisiko. Dalam penelitian ini orang yang biasa melakukan aktivitas fisik berat memiliki risiko 24 persen lebih kecil terkena hipertensi dibanding yang tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik berat.

Dijelaskannya, di Indonesia, penderita hipertensi terus meningkat. Hasil Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas, 2001) menunjukkan proporsi hipertensi pada pria 27 persen dan wanita 29 persen. Sedangkan hasil SKRT (2004), hipertensi pada pria 12,2 persen dan wanita 15,5 persen.

Sementara hasil SKRT tahun 1992, 1995, dan 2001, kata Herdinsyah, penyakit hipertensi selalu menduduki peringkat pertama dengan prevalensi terus meningkat yaitu 16,0 persen, 18,9 persen, dan 26,4 persen.

"Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2008) mengungkap bahwa prevalensi hipertensi berdasar pengukuran pada penduduk umur diatas 18 tahun adalah sebesar 31,6 persen," kata Herdinsyah.

Sementara kata Herdinsyah, penderita diabetes di Indonesia telah mencapai angka 8,4 juta pada 2000 dan diperkirakan menjadi sekitar 21,3 juta pada 2020. Herdinsyah menyebutkan, tingginya jumlah penderita tersebut, menjadikan Indonesia menempati urutan keempat dunia setelah Amerika Serikat, India dan China (Diabetes Care, 2004).

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement