Jumat 24 Dec 2010 05:17 WIB

Salaman Bisa Jadi Indikator Kesehatan Manula?

Ilustrasi
Foto: anh-usa.org
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Orang tua kita dalam kondisi sehat? Ajaklah beliau berjabat tangan. Menurut penelitian, manula yang saat dijabat cengkeraman tangannya masih kuat, maka bisa menjadi indikator dia sehat dan usianya akan lebih lama.

Setidaknya, inilah yang disimpulkan dari penelitian terbaru Medical Research Council Inggris. Indikator lain, adalah kecepatan mereka berjalan.

Studi ini adalah yang pertama untuk memberikan pandangan yang komprehensif tentang penelitian yang ada dengan mengumpulkan semua data yang relevan. Hal yang dianalisis adalah kekuatan pegangan, kecepatan berjalan, waktu untuk bangun dari kursi ,dan kemampuan untuk menyeimbangkan tubuh pada satu kaki, terutama pada mereka yang berusia 70 tahun atau lebih.

"Langkah-langkah ini telah digunakan dalam penelitian berdasarkan populasi untuk waktu yang cukup lama," kata Rachel Cooper dari Medical Research Council, sebuah organisasi riset yang didanai publik di London. "Mereka mungkin menjadi indikator yang berguna untuk kesehatan berikutnya."

Hasil penelitian tim Cooper yang dipublikasi di British Medical Journal, mengatakan studi lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi apakah tindakan akan membantu dokter sebagai alat skrining. "Saya tidak akan menyarankan bahwa  mereka harus datang ke ruang praktik klinis besok, namun hal ini bisa menjadi salah satu indikasi di masa mendatang," katanya pada Reuters Health.

Para peneliti memeriksa 33 dataset  dari puluhan ribu orang yang tinggal berbaur dengan masyarakat, bukan di panti jompo. "Orang-orang dalam populasi umum yang memiliki kemampuan fisik yang lebih tinggi mempunyai tingkat kemungkinan hidup lebih lama," kata Cooper.

Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang memiliki pegangan tangan paling lemah saat bersalaman,   1,67 kali lebih mungkin meninggal lebih cepat dibanding mereka yang cengkeramnnya kuat saat diajak bersalaman. Sedang mereka yang kecepatan berjalannya lambat hampir tiga kali berresiko kematian dibandingkan dengan mereka yang masih lincah berjalan.

Para peneliti mengatakan penemuan mereka mungkin mencerminkan kelemahan dan penurunan keseluruhan tubuh, atau penyakit yang tidak teridentifikasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement