Ahad 30 May 2010 00:36 WIB

Waspadalah, Industri Rokok Incar Pasar Perempuan di Negara Miskin

Red: irf
Rokok terus dikaitkan dengan kebebasan kaum perempuan.
Foto: afp
Rokok terus dikaitkan dengan kebebasan kaum perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA--Dengarkan seruan baru dari pejabat kesehatan dunia soal tembakau. Saat ini, kata pejabat itu, kalangan industri rokok sedang menjadikan kaum perempuan di negara-negara miskin sebagai pangsa pasarnya. Cara seperti ini juga dulu mereka lakukan di negara-negara yang kini kaya.

"Pabrik rokok itu seperti virus yang mengalami mutasi," kata Douglas Bettecher, pejabat organisasi kesehatan dunia, WHO. Saat ini jumlah perokok di negara maju sudah berkurang. Karena itu industri rokok pun mencari pangsa baru di negara-negara miskin.

Saat ini, menurut Bettecher, aturan larangan merokok di negara berkembang masih relatif longgar. Hal ini, dinilainya, bakal dimanfaatkan secara maksimal oleh industri rokok. Kalangan industri rokok, menurutnya, juga akan memanfaatkan isu kebebasan kaum perempuan dalam menjual rokoknya kepada kaum wanita di negara berkembang.

Menurut data WHO, lebih dari satu miliar perokok saat ini tersebar di berbagai belahan dunia. Sebanyak 200 juta di antaranya adalah perempuan. Setengah penduduk muda dari 151 negara, menurut dia, sekarang juga menjadi perokok. Diperkirakan hingga 2030 nanti bakal terdapat 8 juta orang yang mati karena tembakau, dan 2,5 juta di antaranya perempuan.

sumber : afp
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement