Ahad 27 May 2012 12:02 WIB

Bendungan Bersejarah Penahan Sungai Cisadane

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Tepat pukul 10.00 WIB, rombongan peserta melancong bareng Abah Alwi tiba di Tangerang, tepatnya Bendungan Pintu Air Sepuluh. Pintu air ini merupakan persinggahan pertama, para peserta Melancong sebelum menelusuri tempat bersejarah lainnya di Tangerang.

Melihat langsung bangunan ini, para peserta segera terkesima. Spontan mereka keluarkan kamera saku untuk mengabadikan momen tersebut. Semakin dekat peserta menuju bangunan, maka tampak megah betul pintu air sepuluh ini. Tingginya mencapai 110 meter. Disebut sepuluh karena tiang penyanggahnya berjumlah sepuluh.

"Pada awal abad ke-20, pemerintah Belanda menjalankan politik Etis sebagai bentuk balas jasa terhadap rakyat Indonesia. Salah satu, daerah yang menerima kebijakan itu adalah Tangerang," papar Kartu, sejarawan yang memandu peserta Melancong Bareng Abah Alwi, Ahad (27/5).

Kartum menjelaskan, tepatnya pada tahun 1925 hingga 1931, pemerintah Belanda membangun pintu air sepuluh dengan tujuan untuk mengatur aliran sungai Cisadane hingga membuat Tangerang menjadi kawasan pertanian yang subur.

Dari bendung ini, air didistribusikan untuk irigasi dan sumber air baku bagi kawasan Tangerang. "Pintu air ini menjaga ketinggian air untuk mencegah banjir," papar dia.

Saat ini, bangunan ini masih berfungsi dengan baik. Bahkan terlihat kokoh. Terlihat warga lokal, memanfaatkan sekitar bendungan untuk sekedar mencari ikan. "Kadang, warga sini memanfaatkan luasnya bangunan ini untuk sekedar bersantai menikmati suasana Cisadane pada sore hari," kata Kartum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement