Kamis 06 Oct 2011 16:52 WIB

Pelatihan Guru

Bupati Kulonprogo, H Hasto Wardoyo
Bupati Kulonprogo, H Hasto Wardoyo

REPUBLIKA.CO.ID, Pelatihan Bangun Kecerdasan Bangsa 'Bagimu Guru Kupersembahkan' tahap V Angkatan 7 di Wates, Kulonprogo, Jawa Tengah (23-24 September 2011), dibuka oleh Bupati Kulonprogo, H Hasto Wardoyo.

Dalam sambutannya Wardoyo mengingatkan kepada para Guru agar berhati-hati supaya tidak terjangkit penyakit "I Know Syndrome", mengingat pekerjaan guru hampir setiap hari selalu menggurui orang. "Mereka merasa telah mengerti dan tahu segalanya, inilah penyakit "I Know Syndrome,". Karena jika guru sudah terjangkit penyakit itu, sulit untuk berubah, katanya. Pelatihan yang melibatkan 70 guru di wilayah Kulon Progo ini memberikan kesempatan kepada guru untuk meng-up grade kemampuannya dalam belajar mengajar. "Kita harus merasa kurang, jangan merasa sudah mengerti," katanya mengingatkan.

Dalam kesempatan yang sama AM Soma, operasional senior manager communications PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengatakan, penyelenggaraan pelatihan bagi guru ini sudah sampai pada tahun yang ke lima, setiap tahun terdiri dari seputuh angkatan.

Pelatihan yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkom dan Republika ini mempunyai dua sasaran, pertama, merealisasikan kepedulian sosisial Telkom dan Republika terhadap mutu pendidikan bangsa melalui pengembangan keterampilan sosial guru. Kedua, mewujudkan Good Corporate Citizenship (GCC) sebagai prinsip Telkom dalam membina hubungan dengan stakeholder-nya, lanjut Soma.

Soma berharap pelatihan yang melibatkan guru SD, SMP, SMA ini semakin bernilai, bukan saja sebagai wahana untuk membuka wawasan, tetapi juga memacu semangat dan kepercayaan diri yang tinggi para pendidik untuk melahirkan generasi berkualitas.

Presenter Dewi Huges yang menjadi salah satu pengajar berbagi pengalaman dengan peserta pelatihan, huges mengaku, bahwa dirinya adalah lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Setelah lulus, ia merasa kebingungan karena harus melanjutkan ke mana? Akhirnya, artis ini memilih meneruskan pendidikan ke jurusan Bahasa Inggris, di sebuah universitas swasta di Jakarta, meski mengaku kala itu dirinya belum bisa berbahasa Inggris.

Pada awal perkuliahan, lanjut Huges, ia sama sekali tidak bisa menangkap penjelasan dosen yang menggunakan kata pe ngantar bahasa Inggris. Namun demikian, Huges tidak putus asa. Ia kemudian mendapatkan dosen yang mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik, sehingga dirinya bisa mengerti dan memahami pelajaran bahasa Inggris.

Setelah lulus perguruan tinggi, Huges malah mencari pengalaman di bidang entertainmen untuk menggapai kehidupan yang lebih baik. "Sekolah bukan bikin pinter, tetapi pengalaman yang membuat orang semakin pintar," paparnya. Karena itu, Huges mengharapkan para guru mencari banyak pengalaman agar semakin pintar dalam mencerdaskan siswa nya. Sehingga kelak bisa menciptakan gene rasi muda yang berkualitas. ed: khoirul azwar.

Praktisi pendidikan Leila Mona Ganiem yang tak pernah absen dalam pelatihan yang diusung Telkom dan Republika ini tak bosan-bosannya memberi motivasi kepada para guru agar dapat menjadi guru inspiratif, guru yang akan selalu dikenang oleh anak didiknya dalam hal kebaikan.

Mona yang membawakan materi kepribadian menarik juga memberi contoh bagaimana seharusnya guru berbusana dan berperilaku yang baik dan tetap berwibawa dimata anak didiknya.

Pada hari kedua, peserta pelatihan mendapat paparan dari presenter kondang Farhan. Dengan tema komunikasi efektif, farhan mengajak para guru agar menggunakan cara-cara komunikasi yang tidak bertele-tele apalagi berbunga-bunga dengan para anak didiknya.

Komunikasi efektif tidak harus formal tapi pemilihan bahasa dan gerak tubuh yang tepat akan menghasilkan komunikasi yang efektif. (Slamet Riyanto)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement