Kamis 22 Sep 2011 10:03 WIB

Musim Kemarau Masa Emas Petani Tembakau

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Didi Purwadi
Petani tembakau sedang membawa hasil panen tembakaunya.
Foto: www.sudarisman.multiply.com
Petani tembakau sedang membawa hasil panen tembakaunya.

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN - Musim kemarau tahun ini disambut senyum manis petani tembakau. Malah, mereka berharap hujan turun setelah Oktober nanti.

''Cuaca seperti ini merupakan masa emas bagi kami,'' ujar Siswanto (47), seorang petani di Desa Pucung, Solodiran, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, kepada Republika.

Cuaca kemarau September ini merupakan rejeki bagi petani. Ini karena masa keemasan. Kualitas daun tembakau cukup bagus.

Saat ini, petani tengah memetik tembakau kualitas D. Harga jual tembakau rajangan kering mencapai Rp 100 ribu per kg. Bila tak ada aral melintang, hujan turun misalnya, masa keemasan masih berlanjut.

Memasuki Oktober, kualitas daun tembakau memasuki masa puncakdengan sebutan kualitas D. ''Bila daun tembakau dirajang hingga kering bisa, itu mencapai harga Rp 125 ribu hingga Rp 150 ribu per kg,'' ujar Siswanto (47).

Masih menurut Siswanto, doa petani tembakau di sini berharap hujan setelah Oktober. Harapan ini bertolak belakang dengan petani lain atau warga tinggal di daerah bencana kekeringan yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air.

Namun, cuaca seperti ini merupakan berkah bagi petani tembakau jenis Bligon di sini. Sekadar diketahui, usia tanam tembakau 105 hari.

Masa petik pertama dikenal kualitas A dengan harga Rp 25 ribu. Kemudian masa petik kedua dikenal kualitas B harga jual naik Rp 40 ribu. Disusul masa petik ketiga kualitas C dengan harga jual Rp 70 ribu per kg.

Kebetulan musim kemarau tahun ini menjadi berkah bagi petani. Tak segera turun hujan. Sehingga kualitas tembakau di sini menjadi buruan pabrik rokok hingga tengkulak tembakau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement