Senin 06 Apr 2015 17:26 WIB

Pasar Properti RI Overvalue

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi pasar properti saat ini di berbagai segmen dinilai telah overvalue atau di atas nilai yang sesungguhnya sehingga hal tersebut dinilai juga harus menjadi perhatian dari berbagai pemangku kepentingan pengelola properti.

"Kondisi pasar properti saat ini, khususnya di segmen menengah atas sampai mewah, diwarnai harga yang sudah overvalue," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, di Jakarta, Ahad (5/4).

Menurut Ali, hal tersebut dapat terlihat antara lain dari beberapa investor yang mengatakan bahwa mereka kesulitan untuk menjual kembali propertinya karena harganya sudah ketinggian. IPW, lanjutnya, pernah memberikan pendapatnya terkait hal tersebut di mana disebutkan bahwa di beberapa lokasi harga jual properti sudah tidak terkendali dan memasuki titik jenuh.

"Namun, masih saja banyak investor yang membeli dengan asumsi dan harapan akan terus naik. Dalam pergerakan pasar properti sama seperti ekonomi mempunyai siklus pasar yang kerap diabaikan oleh investor," katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa kondisi overvalue ini memicu lukuiditas pasar properti yang semakin rendah sehingga kalaupun dijual maka harga akan terkoreksi. Dengan demikian, ujar Ali, yang terjadi kemudian bahwa pengembang mulai "tersadar" sehingga sebagian pengembang mulai memasarkan produk-produk yang lebih "membumi" untuk segmen menengah karena memang pasar gemuk ada di segmen ini.

Ali menyatakan, hal itu ternyata belum cukup karena kondisi ekonomi Indonesia belum pulih sejak peralihan kepemimpinan nasional, padahal kisruh politik sedikit banyak mengganggu psikologis investor meskipun tidak secara langsung memukul properti. "Namun, siklus politik saat ini sudah mulai terpisah dengan siklus ekonomi, terbukti dengan kebijakan Bank Indonesia yang segera menurunkan BI Rate dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen dan diperkirakan dalam tren menurun sampai akhir tahun 2015," paparnya.

Selain itu, ia berpendapat bahwa fluktuasi rupiah ternyata hanya syok sesaat dan tidak akan memengaruhi pasar properti secara signifikan sehingga hal itu akan segera berlalu karena sektor riil dan investasi akan kembali bergairah. Hal itu, ujar dia, terindikasi dari beberapa investor Asia Pasifik yang juga menanamkan modalnya di Indonesia akan mulai dirasakan sebagai stimulus untuk perbaikan daya beli masyarakat, khususnya menengah.  antara ed: Nidia Zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement