DPR Desak Revitalisasi Industri Gula Nasional

Selasa , 28 Jul 2015, 10:16 WIB
Industri Gula Nasional Harus Diproteksi: Pekerja melakukan bongkar muat gula putih di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (24/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Industri Gula Nasional Harus Diproteksi: Pekerja melakukan bongkar muat gula putih di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota komisi IV DPR RI Rofi’ Munawar mengaku heran dengan pernyataan Menteri Perdagangan yang mengatakan import gula rafinasi dilakukan untuk mencegah beredarnya gula ilegal. Dibandingkan hal tersebut, ia lebih meminta adanya revitalisasi indistri gula nasional.

“Revitalisasi industri gula nasional mendesak dilakukan, banyak pabrik gula nasional tertinggal secara teknologi dan berumur tua karena minim peremajaan,” kata Rofi’ dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ROL, Senin (27/7).

Menurutnya, impor gula rafinasi bisa diminimalisir dengan kuatnya produksi serta efisiennya industri gula nasional. Ia menjelaskan, selama hal tersebut tidak terjadi maka selama itu juga impor gula rafinasi akan membanjiri pasar lokal.

Terkait hal tersebut, ia berpendapat masalah utama dalam industri gula nasional adalah rendahnya produksi. “Produksi yang rendah akibat produktivitas dan efisiensi industri gula nasional secara keseluruhan dari mulai hulu hingga hilir,” jelas Rofi’.

Selain itu, ia menilai rendahnya harga gula di pasar dunia akibat over produksi menyebabkan pasokan berlebih. Tak hanya itu, adanya kebijakan dari negara-negara eksportir telah menyebabkan pelaku usaha dalam negeri lebih memilih membeli gula impor dibandingkan gula produksi domestik.

“Keadaan ini menyebabkan industri gula nasional menjadi semakin tidak berdaya menghadapi serbuan gula impor yang lebih murah,” ungkap Rofi’. Ketergantungan pada impor yang semakin meningkat menjadi ancaman terhadap kemandirian pangan yang mensyaratkan pemenuhan pangan pokok dari dalam negeri.