Komisi VI DPR Soroti Proyek Jaringan Listrik Bandara Soetta

Selasa , 30 Jun 2015, 22:55 WIB
  Poyek pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta,Tangerang, Banten, Rabu (25/2).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Poyek pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta,Tangerang, Banten, Rabu (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komisi VI DPR RI meminta PT Angkasa Pura II untuk menjelaskan permasalahan Proyek Kapasitas dan Jaringan Listrik  (PKJL) Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta agar keselamatan publik terjamin.

"Harus hati-hati melakukan pemilihan pengerjaan proyek tersebut, jika kualitasnya kurang bagus akan mengakibatkan black out," jelas anggota Komisi VI DP RI Lili Asdjudiredja, dalam rilisnya, Selasa (30/6).

Terkait keselamatan para pengguna jasa transportasi udara, maka pihaknya meminta PT Angkasa Pura harus memperhatikan kualitas pemenang tender agar tidak terjadi kesalahan penunjukan.

Proyek pekerjaan peningkatan kapasitas dan jaringan listrik bandara Soekarno-Hatta (PKJL), yang menjadi tanggung jawab PT Angkasa Pura II dengan kisaran anggaran penambahan proyek tersebut memiliki pagu proyek sebesar Rp 926 miliar.

Namun, dalam proses perjalanya pelelangan tersebut diindikasi adanya kejanggalan dalam penentuan lelang tersebut.

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ND.1422/00.1/04/2015 tertanggal 27 April 2015, pernyataan ini selain berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga juga Nota Dinas President Director Operational dan Engineering.

Ketua Komisi VI DPR RI Ahmad Hafisz Tohir pun mengungkapkan pentingnya pengembangan kapasitas dan jaringan listrik bandara Soekarno-Hatta. Keberadaan proyek tersebut memang harus ditingkatkan.

"Komisi VI setuju proyek tersebut untuk mengamankan airport yang punya security tinggi dan bahaya jika black out sering terjadi," ujarnya.