Selasa 26 Sep 2017 19:31 WIB

Undana Kembangkan Sensor Pendeteksi Bencana

Undana
Foto: [ist]
Undana

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG  -- Sekretaris Lembaga Penelitian Umum Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof Dr L Michael Riwu Kaho mengatakan saat ini Undana sedang mengembangkan sensor Early Warning System (EWS) berbasis android yang berfungsi mendeteksi adanya bencana alam.

Pengembangan Early Warning System ini lebih difokuskan untuk mendeteksi terjadinya tanah longsor dan kebakaran hutan/lahan, kata Michael Riwu Kaho pada lokakarya Review Draft I Dokumen Rencana penanggulangan Bencana Daerah NTT untuk periode 2018-2023, di Kupang, Selasa (26/9).

Lokakarya ini menampilkan tiga nara sumber yakni Kepala Pelaksana BPBD NTT Tini Thadeus hingga Sekretaris Lembaga Penelitian Undana Prof Dr Michael Riwu Kaho. Menurut dia, EWR ini juga akan dimanfaatkan untuk kegiatan survei cepat karakteristik daerah aliran sungai (DAS) berbasis pengurangan risiko bencana (PRB) dan KKN tematik serta kegiatan lainnya.

"Perguruan tinggi adalah mitra potensial dalam melakukan rencana detail dalam berbagai aspek. Undana saat ini mengembangkan sensor EWS berbasis android untuk longsor, EWS untuk kebakaran hutan/lahan, survei cepat karakteristik DAS berbasis PRB, KKN tematik dan lainnya," kata Anggota Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) ini.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Tadeus mengatakan, NTT termasuk wilayah yang rawan terjadinya bencana. Karena itu diperlukan rencana penanggulangan bencana (RPB) agar penanganannya lebih fokus dan terarah, termasuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi lebih dini, kata Tini Tadeus.

"NTT termasuk wilayah yang rawan bencana. Ada risiko-risiko bencana yang biasanya dialami di NTT, sehingga diperlukan rencana penanggulangannya," katanya.

Tini Tadeus menambahkan, bencana memang tidak bisa diprediksi, tetapi paling tidak ada langkah-langkah yang dilakukan, baik pemerintah dan masyarakat untuk meminimalir terjadinya resiko bencana. Dia berharap, dalam lokakarya ini pihaknya bisa mendapat banyak saran dan masukan dari sejumlah stakeholder atau elemen seperti sektor-sektor terkait, untuk kepentingan rencana penanggulangan bencana ke depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement