Ahad 01 Jan 2012 09:55 WIB

Bukan Lagi Bunyi Terompet, Tapi Kali Kini Talu Beduk

Rep: Aghia Khumaesi/Dwi Murdaningsih/ Red: Didi Purwadi
Sejumlah peserta beraksi menabuh bedug. (ilustrasi).
Foto: Antara/Reza Fitriyanto
Sejumlah peserta beraksi menabuh bedug. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Acara pergantian tahun selama ini identik dengan pekikan bunyi terompet. Tapi, acara Dzikir Nasional semalam menghadirkan sesuatu yang baru dalam perayaan malam tahun baru.

Untuk pertama kalinya, Dzikir Nasional menggelar acara tabuh 100 beduk untuk menandai pergantian tahun. Acara penutup Dzikir Nasional 2011 ini mampu menyita perhatian pengunjung yang memadati Masjid At-Tin TMII.

Direktur pemberitaan Republika, Ikhwanul Kirom, mengatakan beduk sebagai simbol perdamaian. Direktur Bank Muammalat, Andi Buchari, menambahlan beduk juga sebagai simbol semangat.

"Semangat untuk mensyiarkan Islam, untuk mensyiarkan ekonomi syariah Islam di Indonesia," ujar Andi.

Pengunjung merasa terhibur dengan irama taluan beduk tersebut. Mereka merasa terhibur usai menangis terharu mendengarkan dzikir bersama Ustadz Arifin Ilham. "Saya merasa terhibur setelah tadi nangis terharu karena dzikir oleh ustadz Arifin Ilham," ungkap ibu tiga anak bernama Tuti (48).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement