Kamis 29 Dec 2011 18:10 WIB

Kala Selebritis Berdzikir Menyambut Pergantian Tahun

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Dzikir Nasional, di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Foto: Republika/Yogi Ardhi Cahyadi
Dzikir Nasional, di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jangan pernah anggap semua selebritis itu hanya gemar berhura-hura saja ketika menyambut pergantian tahun. Meyda Sefira, Ramzi dan Zee Zee Shahab boleh jadi pengecualian. Mereka termasuk kaum selebritis yang tidak doyan melakukan 'party' untuk merayakan datangnya tahun baru Masehi.

''Kalau aku biasanya kumpul bersama keluarga melakukan pengajian,'' kata Zee Zee Shahab, aktris muda berdarah Arab ini, kepada Republika di Jakarta, Kamis (29/12).

Zee mengaku sudah pernah mendengar adanya kegiatan rutin Dzikir Nasional yang dilakukan setiap tahun di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Namun, ia mengaku belum sempat saja untuk mengikuti kegiatan rutin menyambut pergantian tahun Masehi tersebut.

''Kalau aku sih melihat kegiatan (Dzikir Nasional) itu bagus banget buat anak muda. Karena aku yakin berkumpul dengan orang-orang baik di saat pergantian tahun akan bisa memberikan kebaikan juga kepada kita,'' kata aktris yang mengawali kariernya di dunia hiburan sebagai finalis GADIS Sampul 2001 ini.

Sementara Ramzi, pesinetron yang melejit pamornya ketika berperan sebagai Badrun dalam sinetron Cintaku di Rumah Susun, melihat adanya kegiatan semacam Dzikir Nasional ini menjadi salah satu cara positif untuk menyambut pergantian tahun.

Ramzi menilai, dalam beberapa tahun terakhir ini memang sudah ada perubahan di kalangan masyarakat Indonesia untuk menyambut malam pergantian tahun. Ia melihat, saat ini sudah ada beberapa alternatif kegiatan untuk menyambut pergantian tahun tanpa harus melakukannya dengan pesta pora. ''Nah, untuk Dzikir Nasional ini saya melihatnya sangat bagus,'' kata pemeran sinetron Pesantren & Rock n' Roll ini.

Selain menjadi ajang silaturahim, Ramzi menilai, kegiatan semacam ini bisa memperlihatkan juga bahwa umat Islam di Indonesia itu mempunyai power dan kompak. ''Karena mereka kan biasanya datang dengan seragam putih-putih. Jadi dilihatnya asyik saja,'' ujarnya. Namun, ia tetap mengingatkan agar esensi dzikir itu sebaiknya jangan sampai dilupakan.

Lantas bagaimana dengan Meyda Sefira melihat kegiatan religius di pengujung tahun? ''Di tengah budaya hedonis dengan melakukan pesta-pora yang membuang-buang uang banyak, saya melihat kegiatan semacam ini (Dzikir Nasional) sangat positif,'' kata bintang film Ketika Cinta Bertasbih ini.

Meyda mengatakan, menutup akhir tahun dan mengawali tahun dengan cara berdoa merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam Islam. ''Untuk itu saya sangat dukung adanya kegiatan dzikir menyambut tahun baru,'' tandas mahasiswi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung ini.

Untuk kegiatan Dzikir Nasional tahun ini, Republika sebagai penyelenggara menghadirkan beberapa tokoh agama untuk memberikan tausiyah. Mereka adalah Muhammad Maftuh Basyuni, Suryadharma Ali, Muhammad Arifin Ilham, Hidayat Nur Wahid, Yusuf Mansyur, Said Agil Siradj, Toto Tasmara, dan Tengku Zulkarnain.

Selain menghadirkan para tokoh ulama, Dzikir Nasional ini akan dimeriahkan juga dengan sinergi kearifan kebudayaan nasional. Diantaranya mengadakan acara parade perkusi dan parade 100 bedug yang akan menampilkan Al-Taraju. Untuk acara parade 100 bedug ini nantinya memainkan alat musik kolosal dari Papua hingga Aceh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement