DPR Sayangkan Kabar Penutupan Percetakan Alquran Kemenag

Sabtu , 13 Aug 2016, 19:02 WIB
Percetakan Alquran
Foto: Republika
Percetakan Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Deding Ishak menyayangkan adanya kabar yang menyebut rencana penutupan percetakan Alquran milik Kementerian Agama (Kemenag). Sebab, menurutnya hal tersebut akan meniadakan semangat melestarikan Alquran di Indonesia.

"Kalau ini dilakukan, akan mengurangi atau meniadakan gagasan awal mengandakan dan melestarikan Alquran pada umat Islam di Indonesia," kata dia saat dihubungi Republika, Sabtu (13/8).

Percetakan itu, ia menilai, ditujukan untuk mempermudah program pendistribusian Alquran langsung ke seluruh Indonesia. Sesuai dengan program, mantan Menteri Agama M Maftuh Basyuni yang menargetkan satu juta rumah umat Islam dengan Alquran.

Ia mengingatkan, saat ini Alquran sudah menjadi bagian dari kehidupan umat Islam. Apa lagi, dengan keinginan memiliki banyak penghafal Alquran dan penyelenggaraan MTQ. "Ini saya belum mendengar secara detail, sudah coba saya hubungi (pihak Kemenag). Tentu saya mempertanyakan dan merasa tidak tepat kalau ditutup itu. Alasannya belum bisa kita pahami," tutur Deding.

Sebelumnya, mantan Menteri Agama M Maftuh Basyuni menyatakan, percetakan Alquran milik Kementerian Agama (Kemenag) segera "dikubur" dan mesin-mesinnya yang bernilai Rp 28 miliar segera menjadi besi tua.

Baca juga, Mantan Menag Ungkap Matinya Percetakan Alquran Negara.

Percetakan Alquran di Jalan Raya Puncak, Km 65, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, itu diresmikan pada 15 November 2008 dan mulai berhenti beroperasi sejak pertengahan 2015.