Diskusi Dialektika DPR, Ijazah Palsu Mencederai Dunia Akademik

Kamis , 28 May 2015, 21:45 WIB
 (dari kiri) Pakar politik UI Chusnul Mar'iyah, Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman dan Pengajar UIN Syarif Hidayatulloh Musni Umar, saat diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
(dari kiri) Pakar politik UI Chusnul Mar'iyah, Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman dan Pengajar UIN Syarif Hidayatulloh Musni Umar, saat diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5). (Republika/Agung Supriyanto)
 (dari kiri) Pakar politik UI Chusnul Mar'iyah, Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman dan Pengajar UIN Syarif Hidayatulloh Musni Umar, saat diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
(dari kiri) Pakar politik UI Chusnul Mar'iyah, Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman dan Pengajar UIN Syarif Hidayatulloh Musni Umar, saat diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5). (Republika/Agung Supriyanto)
 (dari kiri) Pakar politik UI Chusnul Mar'iyah, Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman dan Pengajar UIN Syarif Hidayatulloh Musni Umar, saat diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pakar Politik UI Chusnul Mar'iyah (kiri) bersama Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman, saat diskusi Ijazah Palsu Mencederai Dunia Akademik di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman tampil menjadi pembicara pada diskusi dialektika demokrasi yang bertema "Ijazah Palsu Mencederai Dunia Akademik”, bersama Pakar Politik UI Chusnul Mar'iyah dan Pengajar UIN Syarif Hidayatulloh Musni Umar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/5). 

Diskusi membahas praktik jual-beli ijazah palsu yang telah merusak tatanan pendidikan dan juga merusak mental masyarakat sehingga bangsa ini selalu dihinggapi berbagai keraguan dan kepalsuan dalam tingkah laku berbangsa dan bernegara.