Atasi Difteri, DPR Minta Program ORI Harus Menyeluruh

Jumat , 15 Dec 2017, 13:34 WIB
Imunisasi difteri.
Foto: Antara.
Imunisasi difteri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dede Yusuf Macan Effendi berharap program Outbreak Response Immunization (ORI) untuk mengatasi penyakit difteri di sejumlah wilayah dapat berjalan dengan cepat dan tercover sedini mungkin. Menurut Dede, pihaknya sudah meminta kepada Kementerian Kesehatan agar program ORI tidak hanya dilakukan di Banten dan Jabar.

 

Dede meminta agar ORI bisa masuk ke semua wilayah. Mengenai kendala kekurangan anggaran, sebisa mungkin menggunakan dana taktis, terlebih kasus ini telah dinyatakan sebagai KLB. "Tentu kita berharap ORInya itu berjalan dengan cepat dan bisa dicover sesegera mungkin," dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/12).

 

Lanjut Dede, difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman yang sangat mudah menular dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Pada KLB, selain difteri farings, tonsil, dan larings, telah pula dilaporkan terjadinya difteri hidung dan difteri kulit.

 

"Difteri sangat menular melalui droplet dan penularan dapat terjadi tidak hanya dari penderita saja, namun juga dari karier (pembawa) baik anak maupun dewasa yang tampak sehat kepada orang-orang di sekitarnya," keluh Politikus Partai Demokrat itu.

 

Kejadian luar biasa yang terjadi di Jawa Timur dan secara sporadik di daerah lain (Pontianak dan Banjarmasin) merupakan indikator bahwa program imunisasi nasional tidak mencapai sasaran. Data terbaru dari kementerian kesehatan Desember 2017, menunjukan wabah difteri sudah tersebar di 20 provinsi dan 95 kabupaten kota.

 

Dengan kata lain, satu-satunya yang dapat dilakukan untuk mengatasi wabah ini hanya Imunisasi. sebagai solusi KLB difteri pemerintah mencanangkan imunisasi ORI. Sementara ORI sendiri adalah imunisasi tambahan tanpa memandang riwayat imuniasi sebelumnya.

 

Sesuai rencana, imunisasi ulang serentak alias ORI akan dimulai pada tanggal 11 Desember 2017. Setelah tahap pertama selesai, tahap kedua akan dilaksanakan 11 Januari 2018 dan tahap ketiga pada 11 Juli 2018. Sasaran umur pun diperluas dari usia 1 tahun sampai 19 tahun. Imunisasi pertama akan dilakukan di 3 Provinsi yang memiliki kasus difteri paling banyak, yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.