89 Tahun Sumpah Pemuda, Tantangan Merawat Persatuan Berubah

Sabtu , 28 Oct 2017, 15:53 WIB
Fadli Zon
Foto: Republika/ Wihdan
Fadli Zon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR-RI, Fadli Zon mengatakan, peringatan sumpah pemuda ke-89 menjadi momentum untuk kembali meneguhkan semangat pemuda. Fadli mengatakan, semua elemen bangsa harus menyadari jika persatuan juga butuh untuk diperhatikan dan dirawat.

 "Dulu, tantangan untuk membangun persatuan adalah perbedaan suku, adat, agama dan bahasa. Namun, dengan visi dan kebesaran hati para pendahulu kita, mereka kemudian berhasil melampaui semua perbedaan tadi, sehingga akhirnya kita bisa dipersatukan menjadi sebuah bangsa," ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/10).
 
Fadli mengatakan, saat ini, tantangan merawat persatuan telah berubah, tantangan bangsa Indonesia beralih pada ketidakadilan dan ketimpangan. Setiap kali bangsa Indonesia membiarkan terjadinya ketidakadilan, baik politik, hukum, ataupun ekonomi, maka, kata dia, sebenarnya bangsa Indonesia sedang melonggarkan ikatan persatuan.
 
Jadi, kalau dulu problem persatuan kita lebih bersifat kultural, maka kini problemnya menjadi bersifat struktural. Itu sebabnya kita harus memperhatikan isu keadilan dan kesetaraan secara serius, karena pertaruhannya bisa sangat mahal," ujar dia.
 
Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut mengatakan, masalah ketimpangan, bukan hanya semata masalah ekonomi, akan tetapi bisa mendatangkan masalah bagi persatuan Indonesia. Bangsa ini, lanjut dia, sudah sering melihat dari pengalaman masa lalu, bahwa setiap kali jurang ketimpangan ekonomi menganga, maka pada saat itu juga kohesi sosial Indonesia jadi melemah.
 
"Satu lagi, perbedaan suku, agama, ras dan lainnya selalu menjadi kekuatan di tangan pemimpin yang kuat dan adil. Tapi hal itu bisa jadi ancaman di tangan pemimpin yang lemah dan tak adil," kata dia.